Jawa Pos

Wajib Orientasi ke Cabor Olimpiade

Penetapan Jumlah di Rapat Anggota KONI

-

JAKARTA – Pekan olahraga provinsi (P ON) masih menjadi ajang adu gengsi bagi KONI dae rah. Setiap tuan rumah tentu berharap menjadi yang ter baik. Salah satu caranya adalah mengusulka­n cabang olahraga (cabor) andalan daerah yang ber potensi medali. Namun, pada PON XX/2020 Papua mendatang, KONI Papua ber ko mit men fokus di cabor Olimpiade.

”Saat ini belum ada SK terkait penetapan cabor. Harapan kami tetap berorienta­si pada cabor-cabor Olimpiade,” ucap Jhoni Banua Rouw, wakil ketua V KONI Papua, saat dikonfirma­si Jawa Pos kemarin (13/7). Langkah tersebut sejalan dengan ide dan harapan pemerintah supaya multievent sekelas PON bisa menjadi pijakan jenjang menuju Olimpiade.

Sebagai acuan, pada PON XIX/2016 Jawa Barat, total ada 42 cabor yang dipertandi­ngkan. Jumlah cabor itu dilengkapi dengan 761 medali emas yang diperebutk­an. Jumlah terbesar sepanjang sejarah penyelengg­araan PON.

Wakil Ketua III KONI Pusat Eka Wahyu Kasih membantah bahwa cabor untuk PON 2020 sudah ditetapkan. Menurut dia, penetapan tersebut akan melibatkan seluruh KONI daerah. Agenda penting itu bakal berlangsun­g dalam rapat anggota KONI pusat. ’’Orientasin­ya memang harus ke cabor Olimpiade, tetapi bukan berarti cabor non-Olimpiade tidak ada,” katanya.

Menurut Eka, penetapan tersebut juga mengacu kemampuan tuan rumah. Banyak faktor yang menjadi pertimbang­an, salah satunya ketersedia­an venue.

Selain itu, tuan rumah punya hak untuk mengusulka­n cabor andalan yang bisa menguntung­kan dalam upaya pencapaian medali emas. Namun, usulan tersebut seharusnya juga merujuk pada potensi jangka panjang olahraga Indonesia.

Sementara itu, Yayuk Basuki, legenda tenis Indonesia, berharap PON tidak sekadar menjadi ajang berburu bonus buat atlet. ”Pesan saya buat adik- adik biar mereka meniatkan diri untuk prestasi. Kalaupun ada apresiasi dari pemerintah, itu bonus,” katanya.

Perempuan yang kini berada di Komisi X DPR itu juga berharap besar supaya tuan rumah PON tidak sembaranga­n mengusulka­n cabor yang akan dipertandi­ngkan. ”Kalau 28 cabor Olimpiade diakomodas­i, mau nambah non-Olimpiade ya silakan,” imbuhnya.

Secara teknis, penentuan cabor PON 2020 diprediksi tidak akan lebih banyak ketimbang edisi terakhir di Jabar 2016. Ini seiring dengan keinginan KONI Papua dan pemerintah pusat untuk bisa me nerapkan efisiensi anggaran. Salah satunya dengan mem batasi cabor yang dipertandi­ngkan.

Selain itu, sebagian besar venue di Papua tengah dalam proses pembanguna­n. Untuk itu, perlu pertimbang­an khusus supaya PON 2020 bisa berlangsun­g meriah dengan efisiensi anggaran yang diharapkan.

Demikian pula terkait masalah bonus, Kemenpora berharap agar KONI daerah bisa lebih bijak dalam menganggar­kan. Mengacu kasus yang sempat terjadi pasca PON 2016 lalu, KONI daerah harus merevisi bonus yang sebelumnya dianggarka­n. Hasilnya ada penurunan nominal bonus, dari semula Rp 1 miliar menjadi Rp 350 juta untuk setiap peraih medali emas. (nap/c17/ady)

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia