Jawa Pos

Belum Kompak Lima Hari Sekolah

-

JAKARTA – Hari ini (17/7) dimulai tahun pelajaran baru 2017–2018. Yang menarik, apakah regulasi sekolah lima hari dijalankan di daerah? Ternyata di lapangan belum ada satu suara. Artinya, masih ada yang enam dan lima hari sekolah dalam sepekan.

Salah satu daerah yang secara serentak menerapkan lima hari sekolah adalah Lumajang, Jawa Timur. Guru pendidikan agama Islam (PAI) SMAN Yosowilang­un Abdul Muis mengungkap­kan, seluruh SMAN dan SMKN di Lumajang menerapkan lima hari sekolah. Namun, bagi SMA dan SMK swasta, sekolah tetap enam hari. Sementara itu, di SD serta SMP baik negeri maupun swasta, seluruhnya enam hari.

Muis menyatakan, keputusan sekolah lima hari itu ditetapkan Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Wilayah Lumajang. Di sisi lain, di Jember dan Probolingg­o, tetangga Lumajang, seluruh sekolah masih enam hari dalam sepekan. Dia mengungkap­kan, di Lumajang ada 11 unit SMAN dan 8 unit SMKN.

Dia mengatakan, dengan lima hari sekolah, siswa pulang pukul 15.45 WIB pada Senin–Kamis. Seluruhnya full digunakan untuk materi pelajaran. Kemudian, pada Jumat jam pelajaran selesai pukul 15.00 WIB. Kemudian, siswa mengikuti ekstrakuri­kuler sampai pukul 16.30 WIB. ”Jadi, ekstraku- rikuler hanya di Jumat,” katanya.

Sementara itu, Wakil Kepala SMAN Gunungsari, Lombok Barat, Mansur mengatakan, di daerahnya belum ada kebijakan menerapkan sekolah lima hari. Baik SD, SMP, SMA, maupun SMK. Dengan demikian, jadwal pelajaran yang disusun masih tetap enam hari. ”Sama dengan tahun lalu. Belum ada arahan dari dinas pendidikan untuk sekolah lima hari,” kata dia.

Wakil Ketua Komisi X DPR Ferdiansya­h menyatakan, berdasar kesepakata­n pihaknya dengan Mendikbud, sekolah diberi kebebasan. Bagi yang sudah siap, silakan menggunaka­n lima hari sekolah. ”Tapi, jangan asal siap untuk mengejar gengsi.” (wan/c10/agm)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia