Modal Poin Menuju Nilai
Bagus-Elga Juara Kejurnas BMX 2017
JAKARTA – Rider BMX tanah air memanaskan mesin menuju SEA Games 2017 di Malaysia pada Agustus. Kali ini melalui Kejurnas BMX 2017 di Youth Center Circuit, Sleman, Jogjakarta, kemarin (16/7). Dua penggawa pelatnas BMX, Elga Kharisma Novanda dan I Gusti Bagus Saputra, menjadi kampiun di ajang tersebut.
Hasil itu menjadi modal besar menuju arena SEA Games, tepatnya sirkuit BMX di Nilai, Malaysia. Bagus yang tampil di babak final elite putra mengemas waktu 33,400 detik. Mengungguli rider Jawa Timur, Firman Chandra Alim, dengan selisih 0,048 detik. Adapun Renoza Aldi Pratama dengan 33,839 detik berada di final.
Sementara itu, dua rider pelatnas senior lainnya, Rio Akbar dan Tony Syarifudin, belum memperlihatkan hasil maksimal. Tony absen setelah mengalami cedera saat berlatih bebas sebelumnya. Rio finis ketujuh di final.
Dari sektor putri, Elga masih mempertahankan predikatnya sebagai ratu BMX tanah air. Rider asal Malang itu membukukan waktu tercepat di tiga race. Pada time run pertama, Elga mendulang 39,55 detik, sedangkan di time run kedua lebih cepat. Yaitu, 37,78 detik. Di time run ketiga dia finis dengan 38,411 detik.
Cupi Nopianti yang menjadi tandem Elga di pelatnas menempati peringkat kedua dengan waktu 40,226 detik pada time run terakhir. Kejurnas kali ini dimaksudkan untuk mendapatkan tambahan poin UCI yang bisa menguntungkan pada drawing SEA Games 2017.
Budi Saputra, manajer pelatnas balap sepeda Indonesia, menerangkan bahwa poin UCI tersebut juga berpengaruh pada peringkat Indonesia sebelum undian SEA Games nanti. ’’Semakin banyak poin UCI yang mereka dapat, mereka bisa mendapatkan undian yang menguntungkan di babak awal,’’ katanya.
Di sisi lain, pelatih pelatnas BMX Dadang H.P. menerangkan, kejurnas kemarin menjadi salah satu ajang penting buat timnya. ’’Karena selama ini kami baru tiga kali tampil di event,’’ ucapnya saat dikonfirmasi
Jawa Pos tadi malam. Sebelum Kejurnas 2017, timnas BMX turun di Kejuaraan Asia di Thailand dan C1 race di Banyuwangi tahun ini.
Yang menjadi perhatian Dadang saat ini adalah masalah mental rider yang belum 100 persen siap. Terlebih, sirkuit BMX di Nilai, Malaysia, nanti adalah sirkuit baru. ’’Tetapi, tidak akan lebih sulit dengan sirkuit yang ada di Banyuwangi,’’ paparnya.
Selanjutnya, pelatnas BMX akan menjalani pemusatan latihan di Banyuwangi. Sejak awal tahun ini seluruh rider BMX intens berlatih di sana. Faktor sirkuit yang diklaim terbaik di Indonesia itu menjadi pertimbangan tersendiri.
’’Karena di Banyuwangi secara teknis cukup sulit, bahkan lebih menantang ketimbang sirkuit baru di Nilai, Malaysia,’’ tambah Dadang. Meski demikian, salah satu tantangan yang akan dihadapi tim Indonesia di SEA Games nanti adalah adaptasi sirkuit baru.
Dengan kondisi tersebut, setiap rider praktis hanya punya waktu dua hari untuk menjalani sesi latihan bebas. Menurut pelatih yang mengawal Tony Syarifudin di Olimpiade Rio 2016 itu, tipikal sirkuit di Nilai memang tidak terlalu teknis. ’’Namun, tetap saja anak-anak juga butuh adaptasi,’’ katanya.
Minimnya kompetisi di level lokal dan kesempatan di ajang internasional menjadi masalah tersendiri buat Elga dan kawan-kawan. Dukungan peralatan dari Satlak Prima juga menjadi perhatian pada masa mendatang.
Sejak awal tahun ini belum ada bantuan peralatan yang didapat rider. Salah satu komponen penting adalah ban sepeda. Karena itu, mereka tidak jarang harus ’’kulakan’’ saat tampil di ajang internasional. Salah satunya, saat turun di Kejuaraan Asia di Thailand Juni lalu. (nap/c15/ady)