Jawa Pos

Sah-Sah Saja sebagai Strategi Pemenangan

Menjelang Pileg 2019, sejumlah parpol melakukan kampanye simpatik untuk mendekati masyarakat. Salah satunya PKS. Mereka kemarin mengadakan lomba baca kitab kuning. Sebuah hal yang sah-sah saja dilakukan oleh parpol mana pun.

-

KITAB kuning menjadi bagian tak terpisahka­n dari peradaban Islam di Indonesia. Juga nyaris identik dengan ponpes-ponpes yang didominasi NU. Itulah yang kemudian menjadi salah satu pertimbang­an PKS untuk mengadakan lomba baca kitab kuning. Selain meningkatk­an literasi Islam tentunya.

Kemarin (16/7) Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKS Jawa Timur melak- sanakan babak semifinal lomba baca kitab kuning se-Jawa Timur. Kegiatan tersebut diikuti 11 perwakilan dari 11 dapil di Jawa Timur.

Sebelumnya, setiap dapil mengirimka­n satu perwakilan yang sudah diseleksi di dapil masing-masing. Nanti peserta yang meraih juara I mewakili Jawa Timur untuk mengikuti lomba baca kitab kuning tingkat nasional.

Sudah dua kali kegiatan itu diadakan. Para peserta berasal dari kalangan santri di dapil masing-masing. Mereka rata-rata berasal dari ponpes, madrasah, ormas keagamaan Islam, dan majelis taklim.

Final lomba dimulai pukul 08.00 di Kantor DPW PKS, Jalan Gayungsari Barat X. Acara tersebut dihadiri langsung oleh Ketua DPW PKS Jatim Aris H.S. Menurut dia, lomba tersebut bisa menjadi sarana untuk belajar khazanah adab dan fikih. ”Di tengah situasi hiruk pikuk politik kita yang semakin jauh dari adab Islam, perlu kiranya kita belajar kitab kuning yang sudah disusun oleh para ulama,” terangnya.

Hadir pula Ketua Fraksi PKS DPRD Jatim Yusuf Rohana. Yusuf menyatakan, Indonesia masih membutuhka­n banyak anak muda yang menguasai adab dan fikih seperti yang dibahas dalam kitab kuning. ”Kaum muda ini lah yang akan me mimpin dan membimbing masyarakat di masa mendatang,” ujarnya.

Yusuf sendiri tidak lugas menampik apakah itu merupakan bagian dari strategi pemenangan pileg tahun depan. ”Kami melakukann­ya untuk membangun citra di masyarakat,” ucapnya.

PKS sejak Pileg 2014 membangun citra sebagai bagian dari nadhliyin. Ketua DPW PKS Jatim saat itu, Hamy Wahyudiant­o, ke mana-mana selalu menyebut bahwa PKS juga ”anak” dari NU selain parpol-parpol yang secara tradisiona­l berbasis nadhliyin seperti PKB dan PPP. Hal itu dapat dimaklumi. Sebab, Jawa Timur adalah basis terbesar NU. Tentu saja, ceruk suara yang bisa didulang juga besar.

Dalam lomba tersebut, setiap peserta diberi waktu 10–15 menit untuk tampil. Sekali tampil ada beberapa sesi. Yaitu, membaca kitab, menerjemah­kan kitab, dan mengikuti tanya jawab.

Sekitar pukul 11.00, lomba usai. Ada tiga pemenang yang berhak membawa hadiah uang tunai. Juara I diraih Muhammad Al Habib dari Ponpes Darul Lughoh wad Dakwah Pasuruan. Dia berhak atas uang tunai Rp 10 juta. Juara II diraih Muhammad Asrori dari Ponpes Mamba’ul Ulum Pamekasan. Dia berhak memboyong uang tunai Rp 7,5 juta. Juara III diraih Achmad Alif Syaiful Arif dari Ponpes Miftaul Ulum Banyuwangi. Dia berhak mendapat uang tunai Rp 5 juta.

Pemenang pertama berhak maju ke babak final yang akan diselengga­rakan di Jakarta. Selama masa persiapan, PKS akan memberikan pendamping­an kepada juara pertama. Dalam lomba tingkat nasional itu, peserta yang menang berhak mendapatka­n hadiah paket umrah. (gal/c6/ano)

 ?? GALIH ADI PRASETYO/JAWA POS ?? MERINDING: Salah seorang peserta menunjukka­n kemampuann­ya dalam lomba baca kitab kuning yang digelar oleh DPW PKS Jatim kemarin.
GALIH ADI PRASETYO/JAWA POS MERINDING: Salah seorang peserta menunjukka­n kemampuann­ya dalam lomba baca kitab kuning yang digelar oleh DPW PKS Jatim kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia