Jawa Pos

Tertabrak Truk, BapakAnak Tewas

Korban Pulang Melayat dari Bangkalan

-

SURABAYA – Perjalanan Imam Safi’i bersama istri dan anaknya, Mahmudeh dan Saiful Bahri, melayat ke Lomaer, Bangkalan, kemarin siang (16/7) menjadi aktivitas terakhir yang dilakukan keluarga kecil itu secara bersama. Di jalur lambat selepas Jembatan Suramadu, mereka mengalami kecelakaan. Imam dan Saiful tewas di lokasi.

Insiden tersebut terjadi pada pukul 12.30 di Jalan HM. Noer, Kedung Cowek, Kenjeran. Tepatnya di depan Gang El Berkah. Saat itu motor Honda Supra X 125 nopol L 3019 FH yang dikemudika­n Imam melintas di jalur lambat dari arah utara.

Sampai di depan SDN I-253 Kedung Cowek, motor tersebut berpindah ke jalur cepat. ”Pada saat bersamaan, truk Fuso N 9285 UZ melintas dari arah yang sama (di jalur cepat),” ujar Kasatlanta­s Polres Pelabuhan Tanjung Perak AKP Didik Sugiarto.

Jarak yang terlalu dekat membuat tabrakan tidak terelakkan. Motor berwarna hitam itu sempat oleng. Mahmudeh jatuh ke kiri. Nahas bagi Imam dan Saiful. Imam terseret sejauh 5 meter. Saiful yang masih berusia 5 tahun terjepit di antara motor dan bagian bawah truk. Mereka tewas di tempat kejadian. Sementara itu, Mahmudeh mengalami luka ringan dan shock berat.

Sopir truk, Rino, sempat akan diamuk warga. Beruntung, polisi yang sedang berpatroli bergegas mengamanka­nnya. Dia dibawa ke Mapolsek Kenjeran.

Pukul 13.30 jenazah Imam dan Saiful sudah berada di kamar jenazah RSUD dr Soetomo. Adapun, Mahmudeh dibawa ke IGD untuk mendapatka­n perawatan. Sorenya, pihak keluarga membawa kedua jenazah ke rumah duka di Jalan Teluk Nibung Barat VIII Nomor 18.

Kabar tewasnya bapak dan anak tersebut mengejutka­n pihak keluarga dan teman korban. Salah satunya, Saifudin Zuhri. Teman korban tersebut menuturkan, malam sebelum kejadian, dirinya masih cangkruk bersama Imam di warung kopi giras langganann­ya.

Sehari-hari korban bekerja sebagai satpam di markas salah satu partai nasional di Perak Utara. ”Setiap malam kami memang sering cangkruk bareng. Cuma dia jadi pendiam, tidak kayak biasanya,” ujarnya saat ditemui Jawa Pos kemarin.

Sambil mengobrol, mereka juga sesekali berselanca­r di media sosial masing-masing. Mereka memiliki grup jejaring. Saling japri untuk menjaga keakraban. Namun, ada yang janggal dari update status Imam di media sosial. Pria 27 tahun itu mem- posting gambar bertulisan ”Surga kecil yang aku miliki adalah senyuman anakku”.

Udin, sapaan Saifudin Zuhri, yang berada di samping Imam langsung menegur. ” Heh lapo kon posting ngono iku. Koyok kate mangkat (mati, Red) ae. Ojok koyok ngono ta,” selorohnya

Nah, keesokan harinya, Imam bersama istri dan anaknya melayat ke Lomaer, Bangkalan. Ada saudaranya yang meninggal di sana. Mereka berangkat pagi dengan mengendara­i sepeda motor. Sekitar pukul 13.00, Udin kaget saat mendengar Imam bersama anaknya tewas dalam kecelakaan. ( han/c7/fal)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia