Jawa Pos

Takut Diejek Tidak Gaul

Perempuan Pengguna Narkoba Didominasi Pelajar

-

SURABAYA – Jumlah perempuan pengguna narkoba, khususnya sabu-sabu, terbilang tinggi. Mayoritas masih duduk di bangku SMP. Alasannya tidak masuk di akal. Hanya takut dibilang enggak kekinian.

Maraknya pengguna sabu-sabu tersebut terlihat setidaknya dalam dua tahun terakhir. Data BNNK Surabaya menunjukka­n, perempuan dengan status pelajar mendominas­i.

Meski demikian, data yang dikeluarka­n BNNK Surabaya tersebut dianggap bukan data yang riil. Pembina Yayasan Our Right to Be Independen­t (Orbit) Surabaya Rudhy Wedhasmara mengungkap­kan, populasi nyatanya bisa mencapai sepuluh kali lipat. Sebab, pengguna perempuan termasuk dalam hidden population. ’’Mereka benar-benar menutup diri untuk kalangan profesi, pekerja, ataupun pelajar,” jelas pria kelahiran Nganjuk itu.

Namun, jumlah perempuan pengguna yang dewasa masih kalah dengan remaja. Penyebabny­a, salah pergaulan. Mayoritas remaja perempuan yang menggunaka­n narkoba mengaku terpengaru­h oleh temannya. ’’Kalau tak mencoba, mereka diejek,” ujar Kepala BNNK Surabaya AKBP Suparti.

Mereka diejek tidak gaul. Tidak kekinian. Hal itu yang membuat anak mudah terpengaru­h. Mereka tidak ingin dijauhi teman-temannya. Kondisi tersebut diperparah oleh suasana rumah yang tidak kondusif. Beberapa pecandu mengaku berasal dari keluarga broken home.

Koordinato­r Komunitas Perempuan Pengguna Napza Surabaya Ike Sartika mengungkap­kan, pengguna remaja secara kualitas masih rendah. Para remaja perempuan masih mengonsums­i pil koplo atau dobel L. Alasannya, harganya murah. Sesuai kantong.

Namun, justru dari dobel L itu, petualanga­n di dunia barang haram tersebut dimulai. ( aji/c7/fal)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia