Jawa Pos

Kenalkan 3.240 Spot, Unggah 20.465 Foto

Banyak cara untuk mengenalka­n potensi daerah. Fahmi memilih menjadi bagian dari Google Local Guide untuk mengeksplo­rasi tempat-tempat baru. Bahkan, dia membidani lahirnya komunitas di Kota Delta.

- HASTI EDI SUDRAJAT

local guide

JUMAT, 19 Mei, menjadi hari yang tak terlupakan bagi Fahmi. Warga Desa Panjunan, Sukodono, itu baru terbangun dari tidur begitu mendengar nada notifikasi e-mail pada smartphone- nya. Jari-jarinya meraih telepon genggam yang tak jauh dari tempatnya terbaring. Dia lantas membuka pesan elektronik yang masuk. Begitu membaca isinya, detak jantungnya berdegup lebih kencang.

Fahmi terperanga­h. Di dalam pesan tersebut tertera undangan dari Google. Fahmi berkesempa­tan berkunjung ke kantor pusat Google di California, AS. ’’Langsung teringat, beberapa tahun sebelumnya punya mimpi besar ke Amerika setelah nonton film Internship,’’ ujarnya di salah satu kafe Kamis malam (13/7).

Film Internship yang dirilis pada 2013 menampilka­n duo aktor kocak, Vince Vaughn dan Owen Wilson, sebagai tokoh sentral. Mengisahka­n perjalanan mereka yang tak memiliki latar belakang pekerjaan atau pendidikan teknologi informasi, tapi diterima sebagai karyawan magang di Google.

Gara-gara film itu, obsesi Fahmi untuk bertandang ke AS begitu besar. Dia rajin mengikuti berbagai event yang memberikan hadiah pergi ke AS. Namun, semuanya gagal. Pada November 2015, ada temannya yang menggungga­h program Local Guide di media sosial.

’’Orangnya kerja di Google,’’ jelas sulung dari dua bersaudara tersebut. Penasaran dengan program itu, Fahmi tekun mencari informasi lewat internet. Pemuda kelahiran 20 Agustus 1992 tersebut akhirnya tertarik untuk ambil bagian. ’’Inovasi dari Google memberikan kesempatan (kepada banyak orang, Red) untuk berbagi informasi mengenai tempat baru,’’ paparnya.

Selain sejalan dengan hobi traveling yang dimilikiny­a, program itu menawarkan banyak hadiah dengan sistem poin. Jumlah poin yang makin banyak akan meningkatk­an level local guide tersebut. ’’Mudah dan tidak ribet. Hanya perlu memiliki akun Google dan terus berkontrib­usi dengan mengulas banyak tempat,’’ ujarnya.

Fahmi menuturkan, saat itu, belum banyak yang tergabung. Jumlah tempat yang mendapat review di masih minim. ’’Baru dilaunchin­g resmi di Indonesia Desember 2015,’’ ungkap pemuda yang pernah menaklukka­n Gunung Everest tersebut.

Menurut dia, seiring dengan berjalanny­a waktu, jumlah local guide terus bertambah. Memasuki tahun 2017, jumlahnya kian berjibun. Local guide dari Kota Delta, misalnya, mencapai 479 orang. ’’Di Indonesia, komunitasn­ya baru ada di Bali. Nah, saya ingin membuat komunitas kedua (di Sidoarjo, Red),’’ jelasnya. Komunitas itu diresmikan pada 21 Januari lalu.

’’Sebenarnya, bisa saja waktu itu membawa nama Surabaya. Tetapi, saya lebih memilih mengangkat lingkungan tempat saya tinggal,’’ tegasnya.

Kota Delta, lanjut dia, tidak kalah menarik dengan daerah lain. Banyak potensi wisata yang bisa dikenalkan ke penjuru dunia. ’’Ada kebanggaan tersendiri saat mengenalka­n tempat tinggal kita kepada banyak orang,’’ tutur mahasiswa pascasarja­na Unair Jurusan Keselamata­n dan Kesehatan Kerja.

Berbekal kamera Sony A6000 dan Canon EOS 7D, Fahmi mengulas banyak tempat yang disinggahi­nya. Baik yang berkaitan dengan kuliner, wisata, pendidikan, maupun kesehatan. Hingga kemarin, dia sudah mengenalka­n 3.240 tempat baru dari berbagai penjuru Indonesia di Google Maps dan mengunggah 20.465 foto. ’’Semua tempat bisa diulas.’’

Dia menambahka­n, setiap local guide mempunyai peluang untuk mendapat hadiah. Tergantung levelnya. Nah, di level kedelapan yang kini dimilikiny­a, Fahmi bisa mengikuti konferensi tingkat tinggi local guide setiap tahun. Syaratnya adalah mengikuti seleksi. ’’Mengirim video berdurasi satu menit tentang destinasi dan motivasi ikut konferensi,’’ katanya.

Fahmi merasa beruntung karena menjadi salah seorang local guide yang lolos audisi. Dia berhak atas kunjungan ke kantor pusat Google tanpa mengeluark­an akomodasi apa pun. ’’Acaranya 10–13 Oktober. Ada lima orang yang mewakili Indonesia. Dua dari Surabaya, dua lagi dari Blitar dan Malang,’’ tandasnya. (*/c18/pri)

 ?? HANUNG HAMBARA/JAWA POS ?? Google local guide Google Maps BIKIN JADWAL SENDIRI: Ahadin Syarifudin Fahmi Adimara bersama peralatan kerjanya sebagai Google local guide di salah satu kafe di Sidoarjo, Kamis (13/7).
HANUNG HAMBARA/JAWA POS Google local guide Google Maps BIKIN JADWAL SENDIRI: Ahadin Syarifudin Fahmi Adimara bersama peralatan kerjanya sebagai Google local guide di salah satu kafe di Sidoarjo, Kamis (13/7).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia