Jawa Pos

Jamin Seragam Siswa Tak Mampu

-

SIDOARJO – Tahun pelajaran baru dimulai hari ini. Selama tiga hari ke depan, digelar masa pengenalan lingkungan sekolah peserta didik baru (MPLS PDB). Sampai Rabu mendatang (19/7), sekolah yang masih memiliki stok bangku kosong memberikan kesempatan untuk siswa yang ingin mendaftar.

Dalam catatan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Sidoarjo, masih tersedia 260 bangku kosong yang tersebar di lebih dari 20 SMPN se-Sidoarjo. Di antaranya, SMPN 2 Waru, SMPN 2 Sedati, SMPN 2 Jabon, SMPN 2 Tarik, dan SMPN 1 Jabon.

Untuk mekanisme pengisiann­ya, dikbud berpatokan pada Peraturan Bupati (Perbup) No 46/2017. Jangkauann­ya lebih luas daripada Perbub Nomor 28/2017 yang terbit sebelumnya.

Dalam Perbup No 28/2017, bangku kosong bisa diisi warga yang punya kartu keluarga (KK) sealamat dengan sekolah. Nah, dalam Perbub No 46/2017, bangku kosong dapat diambil warga yang tinggal di lingkungan sekolah. Dengan syarat, jaraknya maksimal 3 kilometer dari sekolah. Mereka juga harus mendaftar ke sekolah bersangkut­an.

”Kalau tidak daftar, ya nggak boleh. Jarak 3 kilometer itu sudah yang paling jauh,” terang Sekretaris Dikbud Sidoarjo Tirto Adi kemarin (16/7). Mereka diberi kesempatan mendaftar ke sekolah paling lambat Rabu (19/7).

Hari ini dikbud berencana meng- inspeksi sejumlah sekolah untuk melihat pelaksanaa­n MPLS PDB. Mereka hendak memastikan semua berjalan sesuai harapan. Yakni, MPLS PDB yang ramah. Mereka sekaligus meminta data jumlah siswa tidak mampu di sekolah tersebut.

”Siswa yang tidak mampu itu, sekolahnya gratis. Biaya personal seperti seragam pun gratis,” tegas nya. Sesuai Perbub No 19/2017, anak didik yang tidak mampu, baik di sekolah negeri maupun swasta, wajib difasilita­si bantuan operasiona­l sekolah (BOS) dan bosda.

Memang, biaya personal pendidikan seperti biaya seragam, atribut, peralatan sekolah, maupun transporta­si ke sekolah masih dibebankan kepada wali murid. Heri, salah seorang wali murid dari Buduran, mengaku mendaftark­an keponakann­ya di SMPN 1 Gedangan.

”Daftar ulang itu habis sekitar Rp 1,2 juta untuk beli seragam lengkap. Mulai kaus olahraga hingga atribut di koperasi sekolah,” jelasnya. Seandainya tidak merasa cocok untuk membeli seragam di koperasi, pihak sekolah tidak melarang wali murid mencari di tempat lain.

Kepala SMPN 5 Sidoarjo Achmad Lutfi menyatakan, hampir semua orang tua membeli seragam anaknya secara mandiri di koperasi. ”Namun, ada tiga anak yang kami bantu untuk memenuhi seragamnya karena kurang mampu,” tuturnya. Biaya pemenuhan kebutuhan seragam tiga anak tersebut diambilkan dari dana BOS. (uzi/c16/pri)

 ?? BOY SLAMET/JAWA POS ?? KEJAR DEADLINE: Srinah, 41, penjahit di Griya Permata Gedangan, mengebut pengerjaan order seragam sekolah kemarin.
BOY SLAMET/JAWA POS KEJAR DEADLINE: Srinah, 41, penjahit di Griya Permata Gedangan, mengebut pengerjaan order seragam sekolah kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia