Bermula dari Kaus Bergambar Giri Kedaton
GRESIK – Kongko ala anak muda tidak melulu senang-senang tanpa manfaat. Aktivitas tersebut dapat menjadi pintu pembuka kegiatan yang positif dan produktif. Hal itu terjadi pada Komunitas Asmaradana. Komunitas yang menyoroti persoalan sejarah, budaya, dan sosial itu terbentuk dari sekumpulan anak muda yang sering jalan bareng.
”Awalnya, pada 2013, aku masih sekolah kelas XII di SMA NU Gresik. Sering banget kumpulkumpul, main, dan jalan bareng sama teman-teman seangkatan,” ujar Wahyu Firmansyah, salah satu pencetus komunitas itu.
Wahyu menambahkan, karena saking seringnya kumpul, mereka sempat membuat kostum bergambar Giri Kedaton. Kaus tersebut memiliki satu misi kecil. Yakni mengenalkan Giri Kedaton sebagai situs bersejarah di Kota Pudak. ”Akhirnya, teman-teman memutuskan untuk membentuk komunitas. Biar bisa melakukan lebih banyak kegiatan yang bermanfaat, terutama buat orang lain,” kata mahasiswa Teknik Kimia UPN Veteran Jatim itu.
Uniknya, Komunitas Asmaradana sengaja tidak membentuk struktur pengurus atau organisasi. Alasannya, mereka tidak ingin ada tingkatan peran pada tiap individu. Meskipun saat ini banyak anggota komunitas yang berkuliah di luar kota, setiap ada kegiatan sosial mereka tetap berkontribusi.
Sejak 2016, Asmaradana mengadakan kegiatan rutin setiap Ramadan. Yakni buka bersama dengan anak-anak yatim piatu di Giri Kedaton. Dalam kegiatan itu, para anggota komunitas juga memberikan muatan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan sejarah dan agama kepada anak yatim yang diundang.
Mei lalu untuk kali pertama komunitas itu menghelat acara yang cukup besar. Yaitu ajang pemilihan Puteri Muslimah Gresik 2017. Tujuan utamanya adalah mencari role model remaja perempuan Gresik. ”Saat ini kami mau menghidupkan lagi blog komunitas. Di situ, nanti semua anggota bisa menulis berbagai macam gagasan. Terutama soal sejarah dan budaya. Karena sesuatu yang ditulis itu pasti bisa abadi,” kata Wahyu. ( hay/c11/dio)