Dokter ISIS dan PKI Sebarkan AIDS
ISIS (Negara Islam Irak dan Syria) dan PKI (Partai Komunis Indonesia) menjadi dua kata yang sangat sensitif akhir-akhir ini. Celakanya, ada pihak-pihak yang menjadikan keduanya sebagai ’’hantu’’ untuk menakuti warga melalui kabar hoax.
Informasi palsu itu menyebutkan, ada dokter gadungan yang menyebarkan AIDS kepada warga dari rumah ke rumah. Kabar tersebut menyebar melalui pesan singkat berantai. ISIS dan PKI disebut sebagai pelakunya. Hanya, mereka melakukannya tidak bersama-sama.
Kebenaran pesan itu tidak pernah terkonfirmasi kepada publik, tetapi meresahkan masyarakat. Salah satu judul pesan tersebut cukup menarik perhatian: Was
Isinya diawali permintaan untuk menangkap dan melapor kepada polisi, siapa saja yang bertamu dan mengaku berasal dari fakultas kedokteran. Tamu itu datang untuk menawarkan tes gula darah secara gratis.
Pembuat pesan menggarisbawahi, tamu tersebut merupakan anggota PKI. Mereka datang untuk menyebarkan virus AIDS melalui alat suntik yang dibawa. Sebab, untuk menguji kadar gula, dibutuhkansampeldarah.Pengambilannya menggunakan jarum suntik.
Jarum suntik itulah yang dipakai untuk menyebarkan virus AIDS kepada masyarakat. Jarum tersebut dianggap bisa menye- barkan virus karena sudah pernah digunakan pengidap AIDS. PKI memanfaatkan jarum bekas tersebut untuk mengambil sampel darah dari warga.
Pembuat pesan menyertakan data untuk meyakinkan kabar itu benar. Disebutkan bahwa banyak warga Pasuruan, Jawa Timur, yang sudah terinfeksi virus AIDS setelah mendapat cek gula darah gratis dari tamu yang mengaku dari fakultas kedokteran.
Hal yang sama dikabarkan terjadi di Kabupaten Bireuen, Aceh Utara. Di sana ada beberapa orang yang terinfeksi virus mematikan setelah melakukan tes gula darah dari tamu yang sama. Agar lebih meyakinkan, pesan tersebut mencantumkan nama Kapolres Bireuen AKBP Riza Yulianto sebagai pejabat yang dikonfirmasi. ’’Masalah ini belum bisa kami tindak lanjuti karena para pelapor tidak memiliki bukti konkret,’’ kata Riza sebagaimana tertulis dalam pesan berantai tersebut.
Selain bertajuk PKI, muncul pesan berbanderol ISIS. Isinya sama persis. Meminta agar menangkap orang yang mengecek gula darah gratis yang datang dari rumah ke rumah. Hanya, pesan itu berbentuk gambar. Di akhir kedua pesan tersebut terselip permintaan untuk menyebarkan informasi itu seluasluasnya. Alasannya sama. Menyelamatkan semua orang yang dicintai agar bisa terhindar dari persebaran virus AIDS.
Kapolres Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh, AKBP Riza Yulianto saat dimintai konfirmasi menegaskan bahwa tulisan tersebut sama sekali tidak benar. Bahkan, saat tulisan itu muncul, dia belum menjalani serah terima jabatan menjadi Kapolres di Bireuen. ’’Ini hoax. Tulisan ini muncul pada April dan awal Mei 2017 saat saya belum sertijab jadi Kapolres Bireuen. Saya nggak pernah memberikan statement seperti itu,’’ tegas Riza ketika dimintai konfirmasi Rahmat, wartawan Rakyat Aceh ( Jawa Pos Group di Provinsi Aceh, Red), kemarin (17/7).
Kepala Dinas Kesehatan Jatim Dr dr Kohar Hari Santoso SpAn KAP KiC menyatakan hal yang sama. Informasi bahwa banyak yang terinfeksi AIDS di Pasuruan setelah mengikuti tes gula darah dipastikan palsu. ’’Jelas hoax. Tidak benar seperti itu,’’ jelasnya. (eko/gun/idr/c14/fat)