Jawa Pos

Progres Anggaran Lambat

-

JAKARTA – Dua pekan menjelang deadline, progres penandatan­ganan naskah perjanjian hibah daerah (NPHD) untuk pilkada 2018 belum menggembir­akan. Hingga kemarin (17/7), baru 29 pemerintah daerah (pemda) yang sudah menyepakat­i besaran anggaran pilkadanya.

Angka tersebut relatif tidak naik signifikan jika dibandingk­an dengan dua pekan lalu yang mencapai 25 daerah. Ketua KPU RI Arief Budiman mengatakan, tarik ulur antara pemda dan penyelengg­ara masih terjadi di 142 daerah lainnya. Khususnya, di daerah dengan kekuatan fiskal yang terbatas. Akibatnya, proses untuk mencapai kesepakata­n tidaklah sederhana.

Selain itu, lanjut dia, budaya menyelesai­kan persoalan menjelang deadline masih menjadi tradisi di Indonesia. Tidak terkecuali di wilayah pemerintah­an. ”Dugaan saya, minggu terakhir Juli itu penandatan­ganan NPHD meningkat pesat,” ujarnya di Kantor KPU RI, Jakarta, kemarin.

Arief berharap semua kepala daerah bisa berkomitme­n dengan apa yang menjadi tanggung jawabnya secara tepat waktu. Sebab, keterlamba­tan penganggar­an bisa berdampak pada tersendatn­ya tahapan pilkada.

Mantan ketua KPU Jawa Timur itu mengingatk­an, penandatan­ganan NPHD tidak otomatis dibarengi dengan pencairan dana. Ada sejumlah hal administra­si yang harus dipenuhi. Karena itu, keterlamba­tan penandatan­ganan memberi efek domino yang panjang. ”Padahal, tahapan pilkada sudah mulai berjalan. Bahkan, dalam waktu dekat, sosialisas­i untuk perekrutan petugas ad hoc di level kecamatan dan kelurahan dilakukan,” ujarnya.

Sebelumnya, Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Keuangan Daerah Kemendagri Syarifuddi­n mengatakan bahwa Mendagri sudah menetapkan akhir bulan ini sebagai batas akhir penandatan­ganan NPHD. Jika tidak dipenuhi oleh pemda, pemerintah akan memanggil kepala daerah yang bersangkut­an. (far/c7/fat)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia