Pendukung Maduro Tembaki Warga
7 Juta Suara Tolak Dewan Konstitusi
KARAKAS – Referendum yang digelar kelompok oposisi Venezuela diwarnai aksi brutal. Beberapa pria bersenjata yang mengendarai sepeda motor menembaki warga yang antre untuk memberikan suara di Catia, Maiquetia, Negara Bagian Vargas, Venezuela. Satu orang tewas dan tiga lainnya mengalami luka-luka. Korban tewas adalah Xiomara Scott. Perempuan 61 tahun pensiunan perawat itu mengembuskan napas terakhir sebelum sampai di rumah sakit.
Berdasar rekaman video di lokasi kejadian, para pelaku memuntahkan setidaknya sepuluh peluru. Massa panik dan berlarian untuk mencari perlindungan. Mayoritas pergi ke Gereja El Carmen.
Menurut Kardinal Jorge Urosa, ada sekitar 500 orang yang berlindung di gereja. Begitu tahu massa pendukung oposisi berkumpul di gereja, penduduk yang pro- Presiden Venezuela Nicolas Maduro langsung menyandera semua orang di dalam gereja, termasuk Kardinal Urosa.
Orang-orang di dalam gereja baru bisa keluar setelah polisi nasional datang. Mereka dievakuasi dengan sepuluh bus. Pihak oposisi langsung menuding kelompok paramiliter bentukan Maduro sebagai dalang di balik penembakan di Catia. Lokasi kejadian hanya berjarak beberapa blok dari istana kepresidenan Miraflores. Jaksa masih menyelidiki kasus itu.
Tidak diketahui apakah pendukung oposisi di Catia masih mem- berikan suara setelah penembakan. Yang jelas, animo masyarakat untuk memberikan dukungan kepada oposisi dalam referendum Minggu (16/7) sangat tinggi. Lebih dari 7 juta orang memberikan hak suara. Beberapa tempat pemungutan suara (TPS) bahkan harus buka hingga pukul 21.00 karena antrean masih panjang.
”Hari ini (Minggu, Red), 16 Juli, kehormatan menang dan tirani kalah. Kami telah memberikan mandat yang tak terbantahkan untuk Venezuela yang baru dimulai dari esok,” ujar pemimpin oposisi Maria Corina Machado pada Minggu petang.
Dukungan penduduk untuk menggulingkan pemerintahan Maduro memang luar biasa. Berdasar hasil pengamatan Rektor Central University of Venezuela Cecilia Garcia Arocha, di dalam negeri ada 6.492.381 orang yang memberikan suara. Lalu, di luar negeri ada 693.789 orang yang berpartisipasi dalam referendum. Total, ada 7.186.170 suara. Sebanyak 98 persen pemberi suara menolak dewan konstitusi yang bakal dibentuk Maduro dan mendukung dipercepatnya pemilu presiden.
Jumlah penduduk yang ikut referendum tersebut beda tipis dengan jumlah suara untuk oposisi pada pemilu parlemen 2015. Saat itu koalisi oposisi meraih 7,7 juta suara; sedangkan koalisi pendukung pemerintah yang tergabung dalam Great Patriotic Pole (GPP) hanya didukung 5,6 juta suara.
Setelah pengumuman hasil referendum, penduduk Venezuela bersukacita. Jalanan di Karakas dipenuhi pendukung oposisi yang menaiki sepeda motor sambil membunyikan klakson dan mengibarkan bendera Venezuela.
Meski berkali-kali menyatakan bahwa referendum yang dilakukan oposisi tidak sah, pemerintah sepertinya waswas saat melihat hasil akhirnya. Maduro menelepon stasiun televisi untuk mengajak oposisi berdialog. (Reuters/AFP/ CNN/LatinAmericanHerald Tribune/sha/c11/any)