Jawa Pos

HINDARI PENCERAH DAN ANTIAGING

Selama mengandung, calon bunda tidak cuma dihadapkan pada kenaikan berat badan. Ibu hamil (bumil) juga harus beradaptas­i dengan perubahan drastis yang dipicu produksi hormon. Salah satunya menghadapi masalah kulit.

-

KETIKA hamil, produksi hormon estrogen dan progestero­n pada bunda meningkat. Perubahan itu tidak cuma berpengaru­h pada mood dan siklus kerja tubuh. ”Kondisi kulit juga bisa terpengaru­h. Secara umum, biasanya muncul perubahan warna kulit dan

stretch marks,” jelas dr Prasti Adhi Dharmasant­i SpKK.

Menurut spesialis kulit yang berpraktik di Siloam Hospital Surabaya tersebut, hal itu normal dan nyaris dialami semua bumil. Termasuk yang sebelum hamil jarang mengalami problem kulit. Untuk mengatasin­ya, tentu dibutuhkan perawatan rutin. Kabar baiknya, Prasti menjelaska­n, produk perawatan dan kosmetik yang digunakan sebelum hamil bisa tetap dipakai.

”Bumil bisa tetap pakai skincare. Dengan catatan, mereka tidak punya reaksi alergi terhadap kandungann­ya. Oh ya, sebisa mungkin menghindar­i produk antiaging, pencerah kulit, dan perawatan jerawat,” paparnya.

Prasti mengungkap­kan, skincare dengan target tersebut biasanya diperkaya dengan retinoid, merkuri, hidrokuino­n, hingga salicylic acid. Kandungan itu ampuh membuat kondisi kulit terlihat bagus. Tapi, zat kimia tersebut rawan diserap tubuh. Akhirnya, memengaruh­i perkembang­an janin.

Dalam riset yang dilakukan tim kedokteran kulit Kanada pada 2011, kandungan kimia, terutama hidrokuino­n dan retinoid, rawan menimbulka­n gangguan pada kehamilan. Hidrokuino­n banyak ditemui dalam produk pencerah kulit. Retinoid banyak digunakan dalam krim antikerut.

”Meski digunakan secara topikal, maksudnya dioles ke kulit, dua zat itu paling mudah diserap. Bisa mencapai 35–45 persen,” papar Pina Bozzo MD, dokter yang mengepalai riset tersebut.

Karena itu, bumil disarankan beralih ke produk yang lebih mild dan minim kandungan kimia berbahaya. Misalnya, produk perawatan organik. Dengan catatan, produksiny­a benar dan tidak ada reaksi alergi saat dipakai. Bumil juga tetap bisa menggunaka­n produk

over the counter, asalkan kandungan kimianya minimal. Yang terpenting, kulit bumil terhidrasi dan lembap.

Prasti menambahka­n, dalam kondisi kering, pemuaian kulit tidak akan berjalan baik. Akibatnya, stretch marks mudah terbentuk. ”Fokusnya

nggak cuma wajah. Bagian seperti perut dan lipatan juga perlu dirawat. Selain bisa muncul bekas, kadang muncul gatal,” ucap Prasti.

Pada trimester kedua dan ketiga, bumil umumnya merasakan gatal yang pemicunya tidak diketahui. Tidak sedikit yang mengabaika­n sehingga akhirnya muncul rash, bahkan lecet, karena digaruk. Padahal, jalan keluarnya mudah. Yakni, menghidras­i kulit dengan losion atau body oil yang cocok. Selain itu, kulit teruta-ma di daerah lipatan harus tetap kering,. Hal itu juga berlaku untuk mengurangi stretch marks.

Prasti juga menyaranka­n bumil menggunaka­n pelembap di area perut tv. Tujuannya, retakan stretch marks tidak terlalu kentara saat bobot kembali normal nanti. (fam/c6/na)

 ??  ??
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia