Hanya Melayani Yang Kenal
Tersangka Penari Striptis Tak Bertambah
SURABAYA – Polda Jatim resmi menetapkan Ilham sebagai tersangka penyedia penari striptis di karaoke keluarga Inul Vizta di Kota Kediri kemarin. Dia menjalani masa penahanan sejak Sabtu (15/7).
Hanya, selain Ilham, polisi tidak menahan pelaku yang lain. Alasannya, faktor kemanusiaan. Pelaku lainnya masih memiliki keluarga yang harus dinafkahi. Jadi, jika mereka ditahan, keluarganya akan sangat kesulitan. ”Karena itu, kami tidak melakukan penahanan,” ujar Kabidhumas Polda Jatim Kombespol Frans Barung Mangera.
Diberitakan pada Sabtu (15/7), Unit 3 Subdit VI Ditreskrimum Polda Jatim melakukan penggerebekan di karaoke Inul Vizta di Kediri. Penggerebekan tersebut bukan tanpa alasan. Sebelumnya, mereka memang mendapatkan informasi bahwa karaoke keluarga itu menyediakan penari striptis.
Yang mengejutkan, karaoke tersebut tidak hanya menyediakan LC ( ladys court) menjadi pemandu lagu. Namun, para perempuan itu juga menyanggupi bila pengunjung hendak menginginkan tarian striptis. Bahkan, pengunjung diperbolehkan melakukan hubungan intim dengan LC.
Tarifnya beragam. Untuk sekali menemani saja, pengunjung perlu membayar Rp 100 ribu. Namun, jika meminta LC melepas baju, pengunjung akan dikenai biaya Rp 500–700 ribu.
Selanjutnya, jasa esek-esek ditawarkan dengan harga Rp 2 juta. ”Tersangka mendapatkan ceperan Rp 400 ribu dari satu LC yang dipekerjakan kepada tamu,” ungkap perwira dengan tiga melati di pundak itu.
Barung menjelaskan, bisnis Ilham tersebut mengedepankan eksklusivitas sehingga memang sangat sulit dicium polisi. Sudah dua tahun Ilham melakoni bisnis terlarangnya itu, tepatnya sejak 2015. Tersangka hanya melayani pengunjung yang dikenal lebih dulu. ”Jadi, kalau tidak kenal, tidak akan dilayani,” imbuhnya.
Sebagai manajer operasional, Ilham memang bisa leluasa mengedarkan LC tersebut. Pembayaran oleh tamu juga beragam. Ada beberapa di antara mereka yang membayar melalui LC secara langsung. Namun, tidak sedikit pula tamu yang membayar LC bersamaan dengan tarif karaoke mereka.
Dalam kesempatan itu, Kasubdit IV Ditreskrimum Polda Jatim AKBP Rama Samtama Putra menerangkan bagaimana Ilham menjalankan bisnisnya. Para LC yang menjadi korban Ilham didapatkannya dari pelanggan sebelumnya. ”Dulu korban ini sering karaoke, terus akhirnya ditawari untuk jadi LC,” ucapnya.
Bisnis Ilham tersebut tergolong mulus. Sebab, dia hanya akan memberikan LC itu kepada orang yang dikenal. Jadi, dia tidak sembarangan memberikan tawaran selama pelanggan tidak tahu bahwa ada fitur terselubung di karaoke keluarga tersebut. ”Karena itu, dia tidak akan memberikan layanan bila tamunya sendiri tidak meminta,” jelas perwira dengan dua melati di pundak tersebut.
Jika tamu sudah mengetahui adanya fitur terselubung itu, Ilham baru giat bergerilya. Dia akan menawarkan LC-nya kepada semua tamu yang dikenal. Entah akan ada LC baru atau promosi-promosi lainya untuk menggait tamu.
”Banyak cara untuk menawarkannya. Selain lewat telepon, mereka juga sering bertemu. Kadang mereka order sendiri sebelum datang,” imbuh Rama. (bin/c24/diq)