Sinergikan Tim Senior dan Junior
Kiprah Sasana Bhakti (Sakti) di kompetisi internal Persebaya dimulai sejak masih bernama Tunas Nan Harapan (TNH). Namun, pada 1971, pengurus memutuskan mengganti nama klub.
SAKTI merupakan sedikit klub partisipan Kompetisi Kapal Api Persebaya (KKAP) yang berdiri sebelum kemerdekaan. Bukan hanya itu, Sakti didirikan oleh warga Tionghoa yang notabene dianggap sebagai etnis eksklusif pada zaman penjajahan. Meski begitu, etnis lain diperbolehkan menjadi anggota dan pemain di klub tersebut.
Dalam perkembangannya, bukan hanya sepak bola yang dimiliki Sakti. Ada pula cabor lain seperti bulu tangkis, tenis meja, biliar, dan angkat besi. Untuk mewadahi semua cabor itu, didirikanlah Perkumpulan Olahraga (PO) Sasana Bhakti.
’’Kalau perubahan nama (dari TNH menjadi) Sasana Bhakti pada 1971 disesuaikan dengan program pemerintah yang saat itu gencar menganjurkan bahasa Indonesia,” kata Yayok Setyabudi, pemilik Sakti. ’’Arti Sakti kira-kira wadah untuk berbakti dalam menimba prestasi,” imbuh Yayok.
Namun, supaya lebih fokus dan mandiri, satu per satu cabor kemudian melepaskan diri dari kepengurusan induk PO Sasana Bhakti. Dan, kini cabor sepak bolalah yang berada di bawah kepemilikan Yayok.
Menurut Yayok, sejak bernama Sasana Bhakti sampai 1987, kepemimpinan klub dipegang (alm) Soetijo yang notabene ayah kandungnya. Bahkan, pada periode 1990-an, tokoh pers Dahlan Iskan turut andil dalam kepengurusan klub.
Yang juga membedakan Sakti dengan partisipan KKAP lainnya adalah Sakti kini berbasis di luar Surabaya. Persisnya di