Jawa Pos

Butuh Pemain Bermental Juara

-

BANYAK pemain baru yang meramaikan putaran kedua KKAP. Hal itu terjadi karena semua klub memaksimal­kan kuota tambahan pemain. Salah seorang debutan tersebut adalah Aldi Prasetya asal TEO.

Aldi melakoni debutnya saat melawan Haggana (16/7). Meski tidak mencetak gol maupun assist, mobilitasn­ya di sisi kanan TEO lumayan menonjol dan tidak canggung untuk seorang pemain baru. Aldi yang turun selama 90 menit itu pun rajin melakukan penetrasi maupun mengirim umpan. ’’Saya sudah mempersiap­kan diri dengan baik untuk pertanding­an ini. Mungkin tinggal adaptasi ke depannya,” ucap remaja 17 tahun itu.

Kelebihan lain Aldi sebagai debutan adalah serbabisa. Mengawali laga sebagai bek kanan, Aldi naik sebagai winger di separo terakhir babak kedua. ’’Posisi asli saya sebenarnya striker. Tapi, pelatih menganggap saya cocok di sayap,” jelas siswa kelas IX SMP Maryam itu.

Striker Sasana Bhakti (Sakti) M. Ulul Firnanda tak kalah bahagia dengan debutnya. Dalam laga perdananya kontra Bintang Angkasa (15/7), remaja 16 tahun tersebut sukses mencetak gol dan membawa Sakti menang 2-1. ’’Awalnya saya sempat tegang karena ditonton banyak orang. Tapi, saya berusaha untuk tetap percaya diri,” ujar pelajar SMA Karya Bhakti itu.

Sebagai pemain yang menjadi tumpuan tim untuk mencetak gol, Ulul punya cara tersendiri dalam menangkal beban tersebut. Yakni, menjaga ketenangan. Sebab, emosi seorang striker sering dipancing oleh pemain lawan sehingga konsentras­i dan permainann­ya buyar.

Secara terpisah, Koordinato­r Pembinaan Kepelatiha­n Internal Persebaya Totok Risantono memberikan apresiasi atas munculnya banyak debutan di putaran kedua KKAP. Apalagi, mereka masih sangat muda. ’’ Yang terpenting untuk pemain seusia itu adalah mentalitas. Dibutuhkan mental pemberani dan tidak emosional. Sebab, kompetisi internal Persebaya bukan sekadar wadah untuk mencetak pesepak bola, tetapi juga pemain yang memiliki mental juara,” jelas mantan pemain dan pelatih Persebaya tersebut. ( dit/c7/dns)

TEO versus Haggana di Lapangan Persebaya pada Minggu ( 16/ 7) berlangsun­g keras. Tiga kartu merah mewarnai laga di grup B KKAP tersebut. Namun, atensi tidak hanya tertuju pada sengitnya pertanding­an. Di bangku cadangan, dua pelatih sama-sama ingin mencari muka. Yakni, Dul Hamid ( TEO) dan Faiz Amaroh dari Haggana.

Ya, laga itu menandai debut Dul maupun Faiz bersama tim masing- masing. Dul, misalnya. Pria 37 tahun yang juga biasa disapa Heridul tersebut awalnya menjabat asisten pelatih TEO. Tetapi, seiring pelatih sebelumnya, Maura Hally, menangani PS Kota Pahlawan yang berlaga di Liga 3 Jatim, Dul naik pangkat.

Menurut Dul, bukan hal sulit menjabat pelatih TEO. Sebab, dia sudah paham betul dengan karakter setiap pemain. ’’Selama ini para pemain lebih banyak menghabisk­an waktu dengan saya. Jadi, saya tahu betul bagaimana mengomando anak- anak ini,’’ ungkap pelatih berlisensi C nasional tersebut.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia