Ragam Kegiatan Sambut Siswa
Hari Pertama Masuk Sekolah
SURABAYA – Hari pertama masuk sekolah tahun pelajaran baru berlangsung kemarin (17/7). Sekolah menyambut siswa dengan tangan terbuka. Berbagai kegiatan untuk memotivasi semangat siswa dihadirkan. Mulai jenjang TK hingga SMA/SMK.
Suasana di lapangan olahraga SMPN 3 Surabaya riuh rendah. Zahwa Naswa Sabrina terlihat panik. Di genggaman tangannya ada seekor burung peking. Burung itu terus bergerak, berusaha melepaskan diri. Burung tersebut berada di genggaman tangannya hanya sebentar
Sebab, Zahwa segera menerbangkannya ke alam bebas. Siswa baru di SMPN 3 itu tidak sendiri. Total ada 304 siswa baru yang menerbangkan burung tersebut secara serentak. Masing-masing siswa melepaskan seekor burung. Kemarin pelepasan burung ke alam bebas itu dipimpin Kepala SMPN 3 Budi Hartono.
Budi menyatakan, melepas dan menerbangkan burung ke langit merupakan simbol dari cita-cita. Dia mengajak siswa untuk bercitacita setinggi-tingginya. Cita-cita yang datang dari hati nurani.
Pelepasan burung ke alam bebas itu mendukung program Pemkot Surabaya. Terutama terkait pelestarian lingkungan. Apalagi SMPN 3 merupakan sekolah adiwiyata di tingkat Kota Surabaya. ”Tanaman dan pohon-pohon harus ada burung, ada kehidupan,” katanya. Dengan demikian, tercipta wahana ekosistem yang bagus.
Serangkaian kegiatan sudah disusun untuk menyambut siswa baru hingga besok (19/7). Mulai pengenalan lingkungan sekolah, pembelajaran, program sekolah, maupun pengembangan diri. Semua materi disampaikan para guru. Para siswa juga dikenalkan pada 17 ekstrakurikuler di sekolah. ”Saya berharap siswa nyaman, kerasan, enjoy. Jadi, enjoy learning juga tercapai,” jelasnya.
Kemarin Heni Indra, perwakilan orang tua murid, menyerahkan secara simbolis putra-putrinya kepada sekolah untuk dibimbing. Perempuan dengan profesi dokter itu menyatakan, perjuangan siswa di sekolah dasar membuahkan hasil dengan diterima sebagai bagian dari SMPN 3. Pada hari pertama tahun pelajaran baru, secara resmi jalan panjang menuju cita-cita kembali terbuka. ”Sekolah adalah orang tua kedua. Kami serahkan putra-putri kami untuk menjadi putra-putri yang berkualitas,” tutur ibunda Keisha Ramadhini itu.
Sementara itu, hari pertama sekolah di SD Muhammadiyah 18 Surabaya dikemas menarik. Di sekolah tersebut, para siswa baru tidak hanya dikenalkan pada lingkungan sekolah. Tetapi, juga diajak menerbangkan balon bersama-sama. Ada 90 siswa kelas I yang ikut menerbangkan balon.
Sebelum menerbangkan balon, masing-masing siswa menuliskan cita-citanya pada secarik kertas. Ada yang menulis ingin menjadi guru, pilot, masinis, dan sebagainya. Kertas itu lantas ditempelkan pada balon. Kemudian, mereka berbaris di halaman sekolah dan menerbangkan balon bersama.
Kepala SD Muhammadiyah 18 Surabaya Ainul Rofiq menyebut, aksi simbolis itu mengajak siswa untuk mengukir cita-cita. ”Di balon itu tertulis cita-cita anak-anak. Agar mereka menggantungkan citacitanya setinggi langit,” katanya.
Sementara itu, suasana berbeda terlihat di jenjang kelompok bermain (KB) dan TK. Salah satunya di KB-TK Al Hikmah. Hari pertama sekolah didominasi anak-anak yang enggan lepas dari orang tua. Karena itu, pihak sekolah mengizinkan wali murid mendampingi si kecil di dalam kelas.
Kegiatan di kelas berupa pengenalan guru dan teman sebaya. Beberapa murid belum bisa duduk tenang di kelas. Sebagian justru berlarian ke luar kelas. Karena itu, para guru dikerahkan untuk mendampingi siswa yang rewel tersebut. Salah satunya Sofi Hajjah. Dia bahkan sampai mendampingi salah seorang murid ke perpustakaan. ”Masih belum mau kembali ke kelas,” ceritanya.
Kemandirian anak-anak mulai dilatih. Terutama mencuci tangan hingga bersepatu sendiri menjelang pulang sekolah. Fatan Adiyatma, belum genap berusia 3 tahun, berusaha memakai sepatunya sendiri sebelum pulang. Meski demikian, peserta didik KB Al Hikmah itu sempat rewel pada paginya. ” Nangis tadi pas mandi. Tapi, begitu nyampe sekolah, dia senang,” ujar Nurul Damayanti, ibunda Fatan yang mendampingi.
Waka Kesiswaan KB-TK Al Hikmah Noor Iz Zumara mengatakan, hari pertama sekolah menjadi penentu antusiasme anak-anak. Karena itu, suasana nyaman sengaja dihadirkan. Harapannya, anak-anak baru tersebut antusias kembali ke sekolah keesokannya.
Selain itu, orang tua masih diizinkan mendampingi anak-anak di kelas hingga seminggu ke depan. Hal tersebut, menurut Noor, merupakan bentuk dukungan orang tua kepada putra-putrinya. (puj/lif/kik/c6/nda)