Aksi Tanda Tangan Tolak Hak Angket
SURABAYA – Pembentukan Panitia Khusus (Pansus) Hak Angket DPR terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus mendapat penolakan. Kali ini penolakan disampaikan arek-arek Suroboyo dengan membubuhkan tanda tangan di Taman Bungkul. Mereka berasal dari banyak kalangan. Antara lain, pengacara, pencinta seni budaya, LSM, dan masyarakat yang melintas di sekitar taman tersebut.
Pansus hak angket saat ini memunculkan pro dan kontra. Sebagian menilai pansus tersebut bertujuan memperbaiki upaya penegakan hukum di Indonesia. Di sisi lain, banyak yang menolak langkah pansus tersebut. DPR dinilai terlalu intervensi terhadap proses hukum yang dilakukan KPK.
Selain itu, Pansus Hak Angket dianggap ancaman bagi lembaga independen. DPR bisa dengan mudah mengambil langkah serupa kepada lembaga yang ingin menegakkan hukum di Indonesia. Atas dasar itu pula arek-arek Suroboyo ikut turun ke jalan. Mereka membeber kain sepanjang 25 meter dengan lebar 1 meter.
Awalnya, beberapa pengacara, LSM, dan pencinta seni budaya membubuhkan tanda tangan di kain putih tersebut. Ada 15 tanda tangan pada lima menit pertama. Perlahan, jumlah itu bertambah. Salah satu yang membubuhkan tanda tangan adalah masyarakat yang berada di Taman Bungkul.
Imam Syafi’I, salah seorang yang membubuhkan tanda tangan, mengatakan heran dengan adanya Pansus Hak Angket. Selama ini kredibilitas KPK sudah terbukti. Dukungan terhadap lembaga ’’ itu pun sangat besar. Gerakan yang bertujuan melemahkan KPK akan berhadapan dengan masyarakat,’’ ucapnya.
Upaya melemahkan KPK berulang-ulang terjadi. Hasilnya, masyarakat bersama-sama memberikan dukungan penuh. Upaya itu pun gagal dan KPK masih tetap pada tugas pokok dan fungsinya. Kini muncul lagi upaya melemahkan KPK dengan tokoh utama DPR. (riq/c15/oni)