PPLS Perkuat Tanggul
SIDOARJO – Musim kemarau memberikan tantangan tersendiri bagi Pusat Pengendalian Lumpur Sidoarjo (PPLS). Petugas harus bersiap mengawasi tanggul selama 24 jam. Hal itu dilakukan agar bangunan setinggi 11 meter tersebut tidak jebol.
Humas PPLS Hengki Listria Adi menuturkan, perbaikan tanggul sudah dilakukan selepas Lebaran. Awal Juli lalu, alat berat bergerak di titik 67 Desa Renokenongo. Ekskavator tersebut bekerja meninggikan tanggul.
Selepas titik 67, pekerjaan kembali dilanjutkan. Ada dua titik yang digarap. Yaitu, titik 42 di Desa Renokenongo dan titik 33 di Desa Mindi. Hengki mengatakan, kondisi tiga titik itu sangat rawan. Sebab, elevasi lumpur atau jarak dari bibir tanggul hanya berkisar 90–100 cm. Meski aman, PPLS tidak mau mengambil risiko.
’’Kami tinggikan tanggul tersebut 2–3 meter,’’ ujarnya kemarin (17/7). Diperkirakan, tinggi tanggul menjadi 12 meter. Hengki menyebut itu merupakan batas tinggi maksimal. Namun, posisi tersebut tidak akan bertahan lama. Sebab, setiap bulan permukaan tanah di sekitar tanggul turun 2–3 cm.
Lebar tanggul diperkirakan mencapai 8 meter. Proyek peninggian tanggul itu ditargetkan selesai akhir bulan ini. Menurut Hengki, pekerjaan penanggulan pada musim kemarau seperti sekarang jauh lebih berat daripada musim hujan. Penyebabnya, saat musim kemarau, volume air di tanggul sedikit sehingga lumpur susah dipompa ke Kali Porong.
’’Kalau musim hujan lebih gampang,’’ ujar pria penggemar otomotif itu. Selain meninggikan tanggul, PPLS mengeruk kolamkolam air. Fungsinya, memaksimalkan daya tampung. ’’Sehingga ketika pergantian musim (masuk musim hujan, Red) sudah siap,’’ lanjutnya. (aph/c7/pri)