Jawa Pos

Fokus pada Pendidikan Agama dan Sosial

Playgroup (PG) dan TK di Sidoarjo memiliki beragam cara untuk menanamkan karakter kepada anak didik. Hal itu menjadi pembelajar­an khas di sekolah. Kegiatan tersebut bisa dilaksanak­an indoor maupun outdoor.

-

BERBAGAI alat permainan edukatif, buku cerita, dan alat untuk bermain peran tertata rapi di lantai 2 TK Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA) IV, Sidoarjo. Lengkapnya sarana membikin siswa betah berlama-lama di sana. Semua peralatan itu digunakan untuk mendukung pembelajar­an dalam lima sentra. Yakni, bermain peran, bahan alam, persiapan, seni kreatif, dan balok.

Kepala TK ABA IV Suwarti menjelaska­n, pengajaran di sentra disesuaika­n dengan tema pelajaran. Pada akhir pembelajar­an, sekolah menggelar acara outdoor agar siswa mendapat suasana baru. ”Mulai tahun lalu, kami mengupas tentang Sidoarjo ketika puncak tema,” terang perempuan kelahiran Sidoarjo, 12 September 1971, tersebut.

Dia mencontohk­an pembelajar­an terkait industri di Sidoarjo. Anak didik diajak mengunjung­i sejumlah tempat pembuatan sandal dan sepatu di Sidoarjo. Bila pelajaran berkaitan dengan tempat rekreasi, anak didik diajak ke Taman Abhirama atau wisata pemancinga­n Delta Fishing.

Sebelum kegiatan outdoor dimulai, pihak sekolah membuat buku pembelajar­an tentang tempat yang bakal dikunjungi. Misalnya, untuk kegiatan di Delta Fishing, pihak sekolah membuat buku yang berisi foto-foto lokasi pemancinga­n di sana. Lengkap dengan alamat dan kegiatan yang bisa dilakukan. ’’Dengan begitu, anak-anak mendapat gambaran lebih dulu mengenai lokasi outdoor,’’ paparnya.

Pembelajar­an lain yang termasuk khas pada sekolah tersebut berkait- an dengan sikap, salat, dan hafalan surat pendek. ”Saya jamin, begitu lulus dari sini, mereka sudah bisa salat dan hafal beberapa surat pendek,” tutur ibu dua anak itu.

Ketika berada di TK A, anak didik dilatih untuk menghafalk­an 12 surat pendek. Di TK B, mereka menghafalk­an 15 surat. ”Saat pondok Ramadan pun, mereka sudah bisa mengimami rekan mereka,” ujar Suwarti.

Khusus kegiatan pondok Ramadan, anak didik diajak menginap sehari semalam di sekolah. ”Kami buatkan tenda di dalam sekolah. Jadi, mereka senang,” ungkap Suwarti. Saat belajar dengan suasana baru, ilmu yang disampaika­n lebih mudah terserap. Di sana mereka diajari mengaji, salat, dan menghafal surat pendek secara intensif.

Untuk membiasaka­n sikap dermawan sejak dini, anak didik dibiasakan infak di sekolah setiap Kamis. ”Semakin ke sini, semakin banyak yang diinfakkan anak-anak. Orang tua sangat mendukung,” kata istri Ifandy Wahyudi tersebut. Hasil infak lantas dilaporkan kepada wali murid dan diserahkan kepada korban bencana. Misalnya, korban kebakaran atau puting beliung. ”Kami juga sumbangkan ke Sedekah Rombongan,” ucapnya.

Pada akhir tahun pelajaran, pihak sekolah memberikan laporan akhir berupa profil detail masing-masing siswa. Laporan itu berbentuk album, lengkap dengan keterangan foto. Setiap anak mendapat profil yang berbeda, sesuai kegiatan yang dilakukan mereka di sekolah. (uzi/c18/ai)

 ?? SHELA TAMARA/JAWA POS ?? SEJAK DINI: Kepala PG-TK Islam Terpadu Nurul Hikmah Nur Rahmawati mengenalka­n huruf hijaiah kepada Dimas Hario Narayaan dan Azizia Nurfatiah Fazilla.
SHELA TAMARA/JAWA POS SEJAK DINI: Kepala PG-TK Islam Terpadu Nurul Hikmah Nur Rahmawati mengenalka­n huruf hijaiah kepada Dimas Hario Narayaan dan Azizia Nurfatiah Fazilla.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia