Padukan Tiga Kurikulum Sekaligus
DI PG-TK Ar Rochman, pembelajaran agama juga jadi prioritas. Caranya, membiasakan anak untuk menjalankan ibadah. Salah satunya, diajak mengaji sebelum pembelajaran berlangsung. Khusus Jumat, terdapat praktik salat.
Rutinitas tersebut membuat pembelajaran agama lebih cepat diserap. Saat hari-hari besar Islam seperti tahun baru Hijriah, diselenggarakan kompetisi Islami. Misalnya, lomba azan dan iqamah, lomba gerakan dan bacaan salat, serta lomba hafalan surat pendek. Apalagi, di dekat TK juga ada masjid besar yang bisa digunakan sebagai tempat belajar. ’’Mereka juga kami ajak pawai untuk bagi-bagi suvenir ke orang-orang sekitar sekolah, pembelajaran saling berbagi,’’ kata Kepala PG-TK Ar Rochman Nur Laili.
Saat Ramadan siswa dibiasakan berpuasa. Ruang guru dan ruang kelas yang biasanya menyediakan air minum ditiadakan ketika Ramadan. Para siswa juga tidak boleh membawa bekal ke sekolah. ’’Orang tua mendukung. Saat di rumah pun ternyata juga dibiasakan berpuasa,’’ tutur perempuan yang akrab disapa Ely tersebut.
Menurut dia, hampir 75 persen dari sekitar 60 siswanya mampu berpuasa. Sisanya masih ada yang puasa setengah hari. Saat Idul Adha, sekolah juga berkurban. Anak didik diajak membagikan langsung daging kurban tersebut. ’’Mereka menyaksikan sekaligus membantu yang bisa mereka lakukan sekaligus belajar,’’ kata Ely.
Selain di PG-TK Ar Rochman, PG-TK Islam Terpadu Nurul Hikmah di Desa Siwalanpanji, Buduran, memiliki kurikulum khas sekolah. Ada program bernama 3 Ways Curriculum. Yakni, perpaduan kurikulum nasional, sekolah yang khas, dan keluarga. ’’Kami buat kegiatan yang bermutu dan ramah anak,’’ jelas Kepala PG-TK Islam Terpadu Nurul Hikmah Nur Rahmawati. Misalnya, bermain lego di negeri arsitek, bermain peran di negeri kisah, bermain fisik motorik di negeri atletik, serta bermain musik di negeri melodi.
Ada enam tema besar yang mereka gagas dalam setahun. Yakni, ourselves, environment, technology, entrepreneur, changing, dan manage the world. Dari tema besar tersebut, siswa berlatih menggali informasi, merencanakan aktivitas belajar yang dibutuhkan, tuntas menyelesaikan tugas belajar, mengomunikasikan segala ide yang muncul, dan mendapatkan apresiasi yang sesuai atas pekerjaan mereka.
Penerapan pembiasaan Islami juga dilakukan sejak anak datang sampai pulang sekolah. Misalnya, berdoa sebelum melakukan kegiatan, salam, maupun belajar surat pendek dan mengaji secara rutin. Anak didik juga dipantau melalui buku penghubung orang tua untuk mengontrol kedisiplinan di rumah. Orang tua pun dilibatkan.
Akademi parenting juga rutin diadakan pihak sekolah. Dengan pendampingan konsultan dan psikolog, sekolah tersebut juga memfasilitasi terpantaunya tugas perkembangan anak sejak usia dini sampai jenjang SD yang terekam dalam buku deteksi tumbuh kembang (DTK). (uzi/c15/ai)