Bangun Kemitraan dengan Lokal
GRESIK – Masuknya 20 investor asing ke Kota Pudak disambut positif. Pemodal luar negeri diharapkan jadi pemacu pertumbuhan iklim usaha. Apalagi, sektor industri di Gresik masih lesu. ”Secara undang-undang sudah jelas. Industri mana pun, termasuk perusahaan asing, punya kewajiban mendorong perekonomian daerah,” ujar Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Gresik Tri Andhi Suprihartono kemarin (17/7).
Pengusaha properti itu menyatakan, saat ini belum semua PMA menghidupkan daerah. Sebagian hanya menyetor biaya perizinan, lalu asyik mengembangkan bisnisnya sendiri. Karena itu, Tri Andhi menunggu kiprah 20 PMA. Terutama aksinya membangun kemitraan dengan pengusaha lokal. ”Kami berharap ada sinergitas yang berdampak pemberdayaan masyarakat,” tuturnya.
Selama ini, lanjut dia, antusiasme membangun kemitraan antara PMA paling tampak di sektor baja. PMA sebagai industri pengolahan meminta bantuan pebisnis dalam negeri untuk menunjang operasional. Pengusaha lokal menjadi penyuplai bahan baku dan distributor jasa. ”Di sektor lain, kami belum banyak melihat proyek patungan antara PMA dan PMDN. Terkesan berjalan sendiri-sendiri,’’ lanjutnya.
Kabid Pelayanan Perizinan Usaha, Perizinan Tertentu, dan Non Perizinan Dinas Penanaman Modal dan PTSP (DPMP) Gresik Bambang Irianto menambahkan, investor yang masuk sebenarnya bukan hanya PMA. Dia mendata, ada 134 pemodal dalam negeri yang membidik lahan industri di Kota Giri. ”Rata-rata, investasi di atas Rp 5 miliar. Pengusaha properti memang masih mendominasi,” katanya. Menurut dia, sektor properti tak hanya terdorong ekspansi pengembang perumahan. Pembangunan gudang di kawasan industri juga melejit. Selain itu, ruko ikut marak. ( hen/c16/dio)