Benahi Layanan Puskesmas PONED
GRESIK – Ibu hamil (bumil) dengan status risiko tinggi (risti) terus bermunculan. Risiko kematian ibu dan anak pun meningkat. Dinas kesehatan (dinkes) mencatat, ada 7.769 bumil yang berstatus risti sepanjang 2016. Hingga pertengahan 2017, bumil risti mencapai 4.557 jiwa. ”Mereka rentan mengalami kejadian gawat darurat,” ujar Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes dr Ummi Khoiroh.
Agar penanganan kasus kegawatdaruratan terhadap bumil risti optimal, dinkes mulai membenahi sejumlah puskesmas. Khususnya puskesmas yang telah dilengkapi pelayanan obstetri neonatal emergensi dasar (PONED).
Ada sepuluh puskesmas yang sudah mengantongi sertifikasi PONED. Namun, baru terdapat lima puskesmas yang akan dibina kembali. Yakni, Puskesmas Alun-Alun, Duduksampeyan, Bungah, Sidayu, dan Sangkapura. ”Lima pu skesmas yang lain belum siap,” katanya.
Mengapa belum siap? Ummi menyebutkan, ada beberapa masalah yang menghambat pembinaan puskesmas PONED. Salah satunya adanya mutasi petugas yang telah mengikuti pelatihan.
Puskesmas PONED, lanjut dia, harus memiliki tenaga kesehatan terlatih. Baik bidan, perawat, maupun dokter. Sebab, timPONEDterdiriatas satudokter,duabidan,dansatuperawat. ”Semuanya harus sudah mengikuti pelatihan PONED,” ucapnya.
Selain sumber daya manusia (SDM), alat kesehatan (alkes) perlu dilengkapi. Sejumlah puskesmas PONED belum memiliki alkes yang memadai. Jadi, pembinaan sementara diberikan ke lima puskesmas yang sudah siap.
Pembinaan puskesmas PONED tahun ini berbeda dengan 2016. Sebelumnya, dinkes menggandeng spesialis kandungan selama pembinaan. ”Itu masih kurang optimal,” ungkapnya.
Ummi menambahkan, tahun ini tim pembina berasal dari dinkes dan RSUD Ibnu Sina. Sebab, rumah sakit pelat merah itu telah dilengkapi pelayanan obstetri neonatal emergensi komperhensif. ( adi/c24/dio)