Pesan Utuh Rp 1,25 Juta, Separo Dihargai Rp 1 Juta
Ingin pesan organ tubuh? Datang saja ke Ari Tri Wicaksono. Lulusan Politeknik Kesehatan Surakarta itu ahli membuat kaki, jari, dan daun telinga palsu. Bahkan, dia berani mengklaim satu-satunya pembuat jari palsu di Indonesia.
KESAN horor menyergap saat memasuki sebuah rumah di Jalan Kalimosodo, Kelurahan Josenan, Kecamatan Taman, Kota Madiun. Bagaimana tidak? Ada puluhan potongan ruas jari tangan manusia yang tersimpan dalam stoples bening. Beberapa yang lain tercecer di dekatnya. Untung tidak ada bercak darah.
Jari-jari itu, rupanya, hanyalah tiruan alias imitasi. Ari Tri Wicaksono, pembuatnya, sengaja menyediakannya bagi yang membutuhkan. Yakni, mereka yang mengalami cacat bawaan lahir hingga jarinya tidak genap atau kehilangan organ tubuh akibat kecelakaan kerja maupun kecelakaan lalu lintas.
Nah, jari-jari dalam stoples tersebut merupakan sortiran lantaran kurang cocok dengan warna kulit pemesan. ”Cuma beda warna,” ujar Ari.
Dia mulai membuat jari tiruan setahun yang lalu. Ari sebenarnya berkecimpung di usaha sejenis sejak 2007. Yakni, membuka jasa pembuatan kaki palsu.
Sejumlah pemesan kaki yang datang kerap bertanya soal jari palsu. Ari memberanikan diri mengimpor dari luar negeri. ”Di Indonesia, belum ada yang membuat jari palsu,” terangnya.
Pria 31 tahun itu memutar otak agar bisa membuat jari tiruan. Ari sengaja menggali informasi seputar bahan baku berikut cara pembuatannya. Produksi jari tiruan berbahan silikon lahir kali pertama pada pengujung 2014.
Alumnus Politeknik Kesehatan Surakarta tersebut membutuhkan waktu setahun untuk bereksperimen. ”Cari cara sendiri. Tidak ada tutorial pembuatan jari di internet,” jelasnya.
Bukan perkara gampang menemukan racikan dan bentuk jari yang pas untuk pemesan. Apalagi kalau sudah berurusan dengan warna kulit. Beberapa kali percobaan sempat gagal.
Ari sengaja mengasah nalurinya dari pengalaman membuat kaki palsu yang dipadukannya dengan disiplin ilmu dari kampusnya dulu. ”Cukup banyak bahan baku yang habis untuk percobaan,” ungkapnya.
Masih lekat dalam ingatan ayah dua anak itu tentang pesanan kelingking tangan yang kali pertama datang kepadanya. Tamu dari luar kota datang memesan lantaran jarinya hilang satu karena kecelakaan kerja.
Selanjutnya, pesanan jari palsu berdatangan. Ari akhirnya dikenal sebagai tukang bikin jari yang mirip dengan sebutan tukang bikin gigi palsu. ”Mungkin saya satu-satunya pembuat jari palsu di Indonesia,” klaimnya.
Layaknya penjahit, dia harus mengukur dengan saksama lingkar jari yang akan dibuat. Setelah ukuran didapat, berlanjut ke pembuatan cetakan. Ari menyebut bahan baku utama jari buatannya adalah silikon impor.
Terhitung sudah ratusan jari palsu keluar dari rumahnya. Sebab, pemesan tidak hanya berasal dari Indonesia, tapi juga datang dari Brunei, Malaysia, hingga Taiwan. ”Mayoritas pemesan jari karena kecelakaan kerja,” ujarnya.
Padahal, harga satu jari terbilang cukup mahal. Jika harus dibuat utuh, harganya mencapai Rp 1,25 juta, sedangkan jari separo Rp 1 juta. Ari membutuhkan waktu tiga hari untuk membuat satu jari. (hw/c24/end)