Jawa Pos

Presiden Jokowi: Itu Pertemuan yang Baik

-

MANUVER pertemuan SBY dan Prabowo mulai memanaskan suhu politik menjelang pesta demokrasi 2019. Hal itu pun tak luput dari perhatian Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kompetitor Prabowo di ajang Pilpres 2014 tersebut menanggapi pertemuan mantan rivalnya itu dengan SBY di Cikeas tadi malam

”Pertemuan para tokoh kan baik-baik saja lah,” ujarnya saat ditemui di Hotel Grand Sahid, Jakarta, kemarin (27/7).

Menurut Jokowi, pertemuan seperti yang dilakukan semalam merupakan hal yang wajar di negara demokrasi. ”Pertemuan antarparta­i, antartokoh, pertemuan apa pun itu baik, asal untuk kepentinga­n negara dan bangsa.”

Jokowi pun sudah sempat bertemu Prabowo maupun SBY setahun belakangan. Diawali oleh saling kunjung antara Jokowi dan Prabowo. Jokowi lebih dahulu berkunjung ke kediaman Prabowo di Hambalang, Bogor, pada 31 Oktober 2016. Sekitar dua pekan kemudian, 16 November 2016, giliran Prabowo yang datang ke Istana Merdeka.

Seusai pertemuan dengan Prabowo, Jokowi terus mengagenda­kan pertemuan secara berganti- an dengan para pimpinan parpol. Mayoritas dengan parpol koalisi pemerintah. Rangkaian pertemuan itu ditutup pada 9 Maret lalu, saat Jokowi bertemu SBY di Istana Merdeka. Meski demikian, hingga saat ini Jokowi tidak melakukan kunjungan balasan ke Cikeas.

Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Agus Hermanto menyebut pertemuan SBY dan Prabowo merupakan ajang komunikasi dua negarawan. Perbedaann­ya, Prabowo dalam posisi pimpinan partai politik yang masih memiliki kans untuk maju sebagai calon presiden di Pemilu 2019. Bisa saja pertemuan keduanya membicarak­an isu terkait itu.

”Pak Prabowo tentunya ingin meminta pandangan-pandangan. Termasuk juga hal yang berkaitan bagaimana memperoleh kemenangan, terutama di pilpres,” kata Agus kemarin.

Menurut wakil ketua DPR itu, hasil akhir pembahasan UU Pe- milu tentu memaksa setiap parpol untuk berkoalisi. Bisa saja, dalam pertemuan itu peluang koalisi dibahas. ”Seandainya mau berkoalisi sah-sah saja. Karena Gerindra dan Demokrat kalau koalisi sudah lebih dari 20 persen,” ucapnya.

Namun, Agus tidak ingin berspekula­si apakah dalam pertemuan itu Demokrat juga akan memastikan dukungan kepada Prabowo. Sebab, Demokrat sendiri juga ingin mengajukan calon di Pilpres 2019. Hal tersebut bahkan sudah digariskan dalam keputusan organisasi. ”Dalam rakernas di Lombok, Partai Demokrat memutuskan akan mengusung atau mendorong baik itu presiden maupun wakil presiden dari internal,” kata Agus.

Figur capres maupun cawapres, diyakini Agus, bisa mendongkra­k raihan suara Partai Demokrat. Tolok ukurnya adalah hasil Pemilu 2014. Yakni, tanpa calon presiden yang digadang-gadang maju, Partai Demokrat mengalami penurunan perolehan suara.

Terkait figur Agus Harimurti Yudhoyono sebagai calon pemimpin yang diunggulka­n Demokrat, Agus menyebut itu merupakan aspirasi dari kawula muda. Dari berbagai road show, kawula muda tampak antusias mengikuti berbagai orasi yang disampaika­n AHY. ”Bahkan kawula mudanya tidak hanya dari Demokrat, tapi yang lain juga mendorong,” ujar adik almarhum Ketum Demokrat Hadi Utomo tersebut.

Sementara itu, di iklim politik yang kian dinamis menjelang 2019, Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto (Setnov) kembali menegaskan ikrarnya untuk tetap mendukung Jokowi dalam kontestasi pilpres mendatang. ”Golkar ini kan selalu menjunjung tinggi asas taat. Jadi, tetap kita mendukung Pak Jokowi,” ujarnya.

Terkait pertemuan SBY dan Prabowo, Setnov menilai terlalu dini jika disebut membahas koalisi untuk bersaing dengan Jokowi di Pilpres 2019. (byu/bay/c10/owi)

 ?? TAWAKKAL/FAJAR/JPG ?? Joko Widodo
TAWAKKAL/FAJAR/JPG Joko Widodo

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia