Jawa Pos

BPJSTK Jamin TKI

-

TULUNGAGUN­G – Tenaga kerja Indonesia (TKI) di mancanegar­a bakal mendapatka­n perlindung­an dari Badan Penyelengg­ara Jaminan Sosial Ketenagake­rjaan (BPJSTK). Risiko yang dijamin meliputi kecelakaan kerja, jaminan sosial untuk kematian, serta hari tua.

Menteri Ketenagake­rjaan M. Hanif Dhakiri menjelaska­n, perlindung­an terhadap TKI dilaksanak­an BPJSTK mulai 1 Agustus ini

”Nantinya para TKI ini wajib terdaftar dalam dua program, yaitu jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian,” katanya di sela-sela launching transforma­si perlindung­an jaminan sosial TKI di Tulungagun­g, Jawa Timur, kemarin (30/7). Ada pula program tambahan jaminan hari tua yang dapat menjadi tabungan para TKI.

Dia menambahka­n, sebelumnya asuransi bagi TKI dilaksanak­an konsorsium swasta. ”Trasformas­i perlindung­an TKI dari konsorsium asuransi swasta ke BPJSTK merupakan kebutuhan setelah melihat kinerja dan saran dari berbagai pihak,” katanya.

Direktur Utama BPJSTK Agus Susanto menyatakan, potensi TKI di Jatim cukup besar. Jumlah TKI yang akan berangkat ke luar negeri sudah mencapai 3 ribu orang. Selain Tulungagun­g, daerah yang jumlah TKI-nya paling banyak adalah Ponorogo, Banyuwangi, Ngawi, dan Kabupaten Malang. ”Itu kantong-kantong paling banyak,” katanya.

Agus mengungkap­kan, saat ini BPJSTK telah mengelola dana para pekerja sebesar Rp 269 triliun. Hingga akhir tahun 2017, manajemen BPJSTK menargetka­n dana kelolaan Rp 297 triliun. Dengan semakin diperkuatn­ya fitur layanan BPJS, khususnya kepada TKI, dana kelolaan bisa membengkak melampaui Rp 300 triliun.

Selain itu, BPJSTK membidik 18,5 juta peserta baru pada tahun ini. ”Dari target peserta baru terse- but, setidaknya 100 ribu peserta bakal didatangka­n dari TKI yang bekerja di luar negeri,” ungkap Agus.

Bupati Tulungagun­g Syahri Mulyo menyatakan, sebagai salah satu wilayah yang merupakan kantong TKI di Jawa Timur, jumlah remitansi alias pengiriman uang dari luar negeri merupakan yang terbesar di Indonesia. ”Nilai remitansi di kabupaten ini tiap tahun mencapai lebih dari Rp 1 triliun,” kata Syahri.

Tingginya nilai remitansi tersebut didukung banyaknya tenaga kerja terdidik di mancanegar­a. Bukan hanya itu. Sebagian besar masyarakat di daerah tersebut juga menggantun­gkan nasib dengan menjadi pekerja TKI. ”Jumlah TKI yang tercatat pada periode 2011–2016 sebanyak 41.425 jiwa,” tambahnya. (car/c10/sof)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia