Jawa Pos

Saat Jalan, Kaki Putri Kini Tidak Perlu Diseret

Berbagi Cerita dengan Anak-Anak Pengidap Kanker

-

SURABAYA – Aku ingin sembuh. Kalimat ini paling banyak menghiasi kertas yang tertempel di payung harapan di depan gedung Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia ( YKAKI) di Jalan Karang Menjangan kemarin (30/7). Tulisan-tulisan tersebut sengaja digantungk­an di payung warna-warni itu. Tujuannya, menambah semangat para pengidap kanker agar terus berjuang melawan penyakitny­a.

Misalnya, Afriana Septi Dwi Saputri. Pada usianya yang masih 11 tahun, anak kedua dari tiga bersaudara tersebut harus berjuang melawan tumor pilositik astrositom­a, salah satu jenis tumor otak. ’’ Dua tahun lalu, tangan dan kaki kanannya sulit bergerak. Katanya berat kalau untuk berjalan atau diangkat,’’ ujar Siti Umaroh, sang ibu.

Kala itu, Siti hanya mengira bahwa putri keduanya tersebut baru saja jatuh. Putri, sapaan akrab Afriana, pun dibawa ke dukun pijat untuk mendapat pengobatan. Setelah beberapa kali diurut, tetap tidak ada perubahan. Siti lantas membawa Putri ke dokter. Oleh dokter anak, Putri disarankan untuk melakukan rontgen. ’’Hasilnya, tidak ada masalah. Lalu, saya bawa ke dokter saraf, dibilangny­a stroke ringan. Dikasih obat, bisa sembuh. Tetapi, sakitnya kambuh lagi,’’ kenang Siti

Merasa tidak puas, Siti berinisiat­if untuk melakukan CT scan sendiri. Barulah ketahuan bahwa gadis yang berulang tahun pada 4 Juli itu mengidap tumor otak.

Putri akhirnya dirujuk ke RSUD dr Soetomo pada September tahun lalu. Di sana, Putri harus menginap 3,5 bulan untuk observasi. Tumor yang berada di tengah saraf dan sangat dalam membuat dokter harus berhati-hati dalam bertindak.

Januari lalu, gadis kelas IV tersebut menjalani biopsi. ’’Sembari menunggu, juga dilakukan kemoterapi 30 kali. Alhamdulil­lah, hasil patologi anatominya tetap sama, pilositik astrositom­a dan tidak tampak keganasan,’’ imbuhnya.

Setelah hasil diperoleh, operasi besar dilakukan pada Juli lalu. Sebanyak 80 persen tumor di otak Putri berhasil diangkat. ’’Sekarang aku bisa menulis pakai tangan kanan lagi. Jalan juga nggak perlu diseret,’’ ujar Putri, senang.

Jarak jauh Kediri–Surabaya pun rela ditempuh Putri demi mendapat pengobatan. Tinggal di kos-kosan bukanlah masalah. Meski harus membolos dua semester penuh hingga tinggal kelas demi pengobatan, Putri tetap bersemanga­t. Dia ingin segera sembuh agar bisa kembali ke sekolah dan menggapai mimpinya sebagai guru.

Kisah yang berbeda dialami Muhammad Bagas Ansury. Bocah itu kini hidup dengan satu ginjal karena terserang tumor. ’’Baru Juli kemarin tanggal 17,” ucap Suryanti, sang Ibu. Perjalanan Bagas untuk sampai di meja operasi memang termasuk cepat.

Dia didiagnosi­s mengalami kanker Maret lalu. Awalnya, dia hanya mengalami sakit perut. Perutnya kerap terasa keras dan nyeri. Ketika dirawat di salah satu RS di Jombang, Bagas didiagnosi­s menderita anemia dan infeksi saluran pencernaan. ’’Ditransfus­i dua kantong darah, terus pulang. Baru saat kontrol tanggal 17 Maret, dokter menyaranka­n untuk ultrasonog­rafi (USG),” lanjut Suryanti.

Saat USG itulah, bocah kelahiran 3 Mei empat tahun silam tersebut diketahui memiliki tumor di ginjal kirinya. Tangis Suryanti pun tak bisa dikontrol saat mendengar diagnosis dokter.

Menurut pengamatan Suryanti selama ini, Bagas adalah bocah yang sehat. Sama sekali tidak tampak tanda-tanda sakit, kecuali badannya yang sering demam. Namun, kala itu, Suryanti dan suami hanya menganggap­nya kecapekan. ’’Bagas lalu dirujuk ke RSUD dr Soetomo dan dirawat inap sebulan,” tuturnya.

Namun, karena kontrol harus dilakukan seminggu sekali, mereka memilih tetap berada di Surabaya hingga satu setengah bulan. Setelah itu, barulah mereka kembali ke Jombang.

Demi menambah suntikan semangat untuk mereka, YKAKI Jatim pun mengadakan acara bertema Dengan Toleransi Kita Berbagi Bersama, Anak dari 5 Lintas Agama di Indonesia. Banyak anak yang hadir dalam acara tersebut. Mereka memberikan semangat kepada rekan-rekannya yang sedang berjuang melawan kanker.

Dalam acara itu, anggota DPR Arzeti Bilbina juga hadir. Dia menyemanga­ti orang tua dan anak-anak pengidap kanker. Tawa dan senyum pun terlihat sepanjang acara, meski sesekali tangis tak bisa dihindari ketika ada yang berbagi cerita.

’’Pesan saya kepada orang tua yang punya anak kanker, sabar dan tawakal. Terus berjuang, tetap semangat. Pusatkan tujuan pada kesembuhan anak,” ujar Anisa Mahsunah Harun, kepala cabang YKAKI Surabaya.

Sebagai orang tua yang juga mempunyai anak dengan kanker, Anisa tahu betul perasaan sedih dan takut itu. Apalagi, putra keduanya didiagnosi­s leukemia sejak berusia 1,5 tahun. ’’Tapi, saya bersyukur. Sumsum tulang anak pertama saya cocok dengan Aqsha, anak kedua saya. Dia sudah sembuh dari leukemia, meski harus tetap kontrol setahun dua kali,’’ terangnya. (dwi/c18/git)

 ?? DIPTA WAHYU/JAWA POS ??
DIPTA WAHYU/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia