Pemkot Bedah Makam Pucangan
Bongkar Kijing Permanen
SURABAYA – Lahan pemakaman ternyata menjadi kebutuhan krusial bagi masyarakat kota. Sayang, kebutuhan dan ketersediaan lahan sering kali tidak seimbang. Apalagi, keberadaan kijing permanen membuat kapasitas makam kian terbatas.
Kijing permanen sebelumnya tampak memenuhi Makam Islam Pucangan. Hampir tidak ada celah antara makam satu dan makam yang lain. Namun, kini kijing-kijing itu rata dengan tanah. Kijing permanen tersebut telah diratakan oleh warga Kelurahan Kertajaya. Sekarang di pemakaman tersebut hanya tersisa nisan dan sebuah papan nama kecil dari kayu.
Keberadaan kijing permanen di makam itu ternyata banyak mengurangi kapasitas makam. Jika tanpa kijing, kapasitasnya bisa bertambah hingga 40 persen. Dengan pembongkaran kijing itu, celah di antara dua kijing masih bisa diisi dengan satu makam.
Kijing yang sudah dibongkar diganti dengan urukan tanah. Sebanyak 11 orang dari dinas kebersihan dan pertamanan (DKP) diturunkan untuk membantu pengurukan makam. Makam seluas 4.550 meter persegi itu membutuhkan 1.000 meter kubik tanah. Hingga sekarang sudah 85 truk atau sekitar 750 meter kubik tanah yang tersedia. ’’ Tanah urukannya disediakan oleh Pemerintah Kota Surabaya,’’ ujar Supanggih, ketua pengurus Makam Islam Pucangan.
Secara bertahap, penataan akan terus dilakukan. Dimulai dari pembenahan nisan. Rencananya, nisan makam dise- ragamkan. Misalnya, nisan yang tertimbun sementara akan ditinggikan sambil menunggu penggantian nisan oleh pihak keluarga. ’’Namun, itu masih kondisional. Sementara kami pakai dulu nisan yang lama,’’ kata Ketua LPMK Kelurahan Kertajaya Amiran.
Hingga sekarang ada 300 makam yang belum teridentifikasi. Kebanyakan ahli waris dari makam tersebut sudah pindah ke luar kota. Bahkan, beberapa hari sebelumnya ada ahli waris dari Pulau Bawean yang datang. Mereka mendengar kabar dari kerabat soal makam di Makam Islam Pucangan yang akan diratakan. ’’Kami kesulitan menghubungi mereka. Tidak tahu kontaknya,’’ ujar Amiran.
Sambil menunggu ada keluarga ahli waris yang datang, makam-makam tersebut diberi tanda khusus. ’’Kami beri kode nomor supaya nanti gampang ngeceknya,’’ kata Amiran.
Sebelumnya, kondisi Makam Islam Pucangan penuh sesak. Hal itu terlihat dari liang lahad yang mayoritas diisi lebih dari satu jasad. Hingga kini 1.800 jasad telah memenuhi Makam Islam Pucangan yang hanya berukuran 65 x 70 meter.
Karena itu, pengurus makam berinisiatif membedah semua kijing permanen di makam tersebut. ’’Makam ini dipakai untuk tujuh RW. Kalau tidak dibongkar, takutnya tidak cukup lagi,’’ ujar Amiran.
Selain Makam Islam Pucangan, pengurukan akan dilakukan di makam yang lain. Salah satunya Makam Islam Juwingan. Kondisi makam tersebut hampir sama dengan Makam Islam Pucangan.
Kini Makam Islam Juwingan sudah didata. Sesuai dengan rencana, kijingkijing di Makam Islam Juwingan dibongkar pada akhir Agustus. (gal/c19/ano)