Jawa Pos

Kecelakaan Lagi, Kecelakaan Lagi

Diboncengk­an Suami, Istri Tewas

-

SIDOARJO – Kabar duka dari jalan raya di Kota Delta masih terus berulang. Hampir setiap hari. Kemarin (30/7) kecelakaan maut terjadi di Jalan Raya Buduran. Sebuah motor yang ditumpangi pasangan suami istri (pasutri) menjadi korban tabrak lari. Sang istri tewas.

Peristiwa tragis itu terjadi pukul 03.30. Korbannya adalah Mujiati. Saat itu perempuan 46 tahun tersebut sedang diboncengk­an suaminya, Sukiman. Mereka mengendara­i motor Yamaha Jupiter bernopol W 2478 RH.

Informasi yang dihimpun, Sukiman memacu motornya di lajur kanan dengan kecepatan sedang. Dini hari itu, keduanya membawa banyak sayuran. Maklum, Mujiati adalah pedagang di Pasar Tebel, Gedangan. Pasutri itu baru pulang kulakan di Pasar Larangan.

Nah, saat melintas di depan konter handphone Jalan Raya Buduran, motornya ditabrak dari belakang. Penabrakny­a juga menggunaka­n sepeda motor. Sukiman dan istri langsung tersungkur. Namun, sampai saat ini nopol dan identitas penabrak masih gelap. Penabrak langsung melarikan diri.

Sukiman tidak menderita luka serius. Lelaki 47 tahun yang tercatat sebagai petugas pemadam kebakaran (damkar) pos induk Buduran itu mengalami robek di pelipis kanan. Nahas, kondisi berbeda dialami istrinya. Mujiati meregang nyawa setelah tabrakan. Benturan keras membuat kepala korban terluka parah.

Sejumlah pengendara yang ke- betulan melintas spontan berhenti untuk memberikan pertolonga­n. Warga sekitar juga berdatanga­n. Beberapa saat berselang, polisi tiba di lokasi. Mereka membawa korban ke RSUD Sidoarjo.

Kanitlaka Lantas Polresta Sidoarjo AKP Toni Irawan menuturkan, keluarga korban mendatangi rumah sakit tidak lama kemudian. Jenazah korban dibawa pulang dan dimakamkan di makam desa. ’’Korbannya tinggal di Desa Tebel sebelah timur jalan,” ungkapnya.

Toni menyatakan, pengemudi motor yang menabrak korban masih dicari. Petugas belum mengetahui penyebab tabrakan tersebut. Dia menyayangk­an korban yang tidak mengenakan helm. Akibatnya, kepalanya langsung membentur aspal jalan setelah tabrakan. ’’Menggunaka­n pelindung kepala penting untuk menghindar­i cedera fatal,” katanya.

Tingkat kejadian kecelakaan lalu lintas di Sidoarjo terbilang tinggi. Berdasar data Unit Laka Lantas Polresta Sidoarjo, pada Januari hingga 28 Juli lalu, terdata 159 kejadian kecelakaan lalu lintas. Dari kejadian tersebut, 38 korban meninggal dunia. ”Dan, terdapat 37 korban yang mengalami luka berat,” kata Ka- satlantas Polresta Sidoarjo Kompol Wahyu Endrajaya.

Berdasar data tersebut, kecelakaan sering terjadi pada Januari. Yakni, 51 kejadian dengan enam korban meninggal dunia. Sebulan berikutnya, angka kejadianny­a menurun. Pada Februari, terdata 20 kejadian kecelakaan lalu lintas. Dari kejadian tersebut, 9 korban meninggal dunia dan 12 orang mengalami luka berat. ”Pada bulan-bulan berikutnya, angka kejadian lalu lintas bisa ditekan. Tidak sampai 20 kejadian,” terangnya.

Wahyu menyatakan bahwa cara terbaik agar tidak menjadi korban kecelakaan lalu lintas adalah menahan emosi. Konsentras­i dalam berkendara bakal terganggu ketika emosional. ’’Fokus pasti hilang. Jadi, hindari berkendara dalam keadaan emosional,’’ paparnya. (edi/c6/c7/hud/ai)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia