Defisit APBD Tembus Rp 150 M
Pencapaian PAD Meleset Lagi
GRESIK – Ancaman krisis anggaran daerah kembali melanda Gresik. Berdasar hasil perhitungan terkini realisasi APBD 2017, defisit membengkak.
Awalnya, defisit diproyeksikan Rp 107 miliar. Namun, setelah dihitung lagi, angka defisit bisa tembus sampai Rp 150 miliar. Karena itu, sejumlah program bakal dipangkas. Ancaman krisis itu tidak lepas dari melesetnya pencapaian target perolehan pendapatan asli daerah (PAD).
Sebelumnya, nilai PAD 2017 dipatok Rp 940 miliar. Namun, hingga saat ini, yang masuk baru Rp 345 miliar atau sekitar 37 persen. Dampaknya, dengan kondisi tersebut, pendapatan selama 2017 diprediksi hanya Rp 2,814 triliun. Padahal, pengeluaran mencapai Rp 2,93 triliun.
Dengan kondisi saat ini, perolehan pendapatan daerah selama 2017 diprediksi hanya Rp 2,78 triliun. Padahal, pengeluaran selama tahun ini diproyeksikan mencapai Rp 2,93 triliun. Ada defisit sekitar Rp 150 miliar.
Bagaimana solusinya? Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD Gresik Asroin Widyana menyatakan, ada sejumlah opsi yang dijajaki. Mulai memangkas sejumlah program selama 2017 hingga mencari cara mendongkrak potensi pendapatan daerah.
Sebelumnya, eksekutif-legislatif sudah mengepras rencana belanja daerah berupa program infrastruktur. Nilai totalnya Rp 107 miliar. Ada sejumlah proyek yang masuk daftar coret. Di antaranya, peningkatan Jalan Metatu–Cerme plus Benjeng–Metatu. Lalu, pelebaran jalan akses Bunder–Suci hingga lanjutan pembangunan jalur pedestrian di wilayah kota.
Sebelumnya, Kepala Bappelitbangda Tugas Husni mengatakan, rencana pengeprasan itu bergantung pada situasi. ”Jika kondisi keuangan tidak memungkinkan, program akan ditunda. Demikian sebaliknya,” katanya.
Krisis anggaran daerah bukan kali ini saja terjadi. Bahkan, pada 2016, pemkab terpaksa menunggak pembayaran proyek infrastruktur gara-gara defisit tinggi. Pemicunya, pendapatan tidak sesuai target. Alhasil, jumlah pengeluaran lebih tinggi jika dibandingkan dengan pemasukan. (ris/c6/roz)