Warna Natural Andalan Banget
SAYA kurang percaya diri bila keluar rumah tanpa lipstik. Buat saya, lipstik menunjukkan karakter diri. Bertemu dan bertatap muka dengan orang lain terasa sempurna dengan olesan lipstik di bibir. Nude dan peach menjadi dua warna favorit. Dua warna itu menyelamatkan ’’penampilan’’ saya dalam segala kondisi. Andalan banget. Karena warnanya natural, cocok buat dipakai sehari-hari. Apalagi, saya memang tak menyukai warna ngejreng.
Karena pakai lipstik itu harus banget, akhirnya saya menjadi orang yang gampang kepincut dengan iklan pewarna bibir, hehehe... Nggak perlu menunggu habis dulu. Kalau ada warna yang lucu, langsung beli. Seringnya sih tergoda garagara lihat review produknya di media sosial.
Buat kalian yang masih baru memakai lipstik, saya punya beberapa tip. Ada sebagian orang yang membeli lipstik karena tertarik dengan warnanya. Ternyata, setelah dicoba, nggak cocok di bibir. Terutama kalau belinya online. Lebih baik, setelah barang datang, coba dulu di punggung tangan dan leher. Jangan langsung dicoba di bibir, ya. Kalau cocok di dua bagian itu, baru dioleskan ke bibir. Sebaiknya kita juga cari tahu dulu kandungan lipstik yang sedang kita incar.
Terkadang kondisi bibir saya sensitif. Saat itu, saya memilih menggunakan lip balm maupun lip tint untuk membantu bibir agar tetap terlihat segar. Begitu kondisi bibir normal, saya pakai lipstik lagi.
Tip-tip itu juga saya bagikan kepada viewers saya di media sosial. Saya menjadi beauty
blogger sejak dua tahun lalu. Saya senang bisa berbagi dengan sesama perempuan untuk tampil cantik. (bri/c18/jan)
SURABAYA – Lips without lipstick are like cake without frosting. Memakai lipstik sudah menjadi candu bagi perempuan. Bukan sekadar alat make-up, lipstik menjadi barang wajib punya. Untuk tampil lebih percaya diri, lipstik juga dianggap sebagai mood booster.
Dua hari lalu (29/7) adalah Hari Lipstik Nasional. Itu berlaku untuk semua jenis lipstik. Alat make-up dengan sejuta warna tersebut diperkirakan muncul sejak 5.000 tahun lalu. Batu permata dihancurkan untuk menghias wajah masyarakat saat itu. Terutama bagian bibir dan sekitar mata. Ada pula yang menggunakan tumbuh-tumbuhan tertentu untuk memberikan warna pada bibir.
Kini lipstik bukan lagi benda langka. Varian warnanya pun berjibun. Misalnya yang diungkapkan make-up artist (MUA) Eddy Rizaldy. ”Tidak cukup hanya untuk make-up, fungsi lipstik banyak sekali,” ungkap pria asli Surabaya tersebut. Selain mempercantik wajah perempuan, lipstik dapat digunakan sebagai penutup kekurangan bibir lewat cara pengolesan.
Bentuk bibir apa saja dapat tertutup manis oleh olesan lipstik. Untuk bibir kecil, Eddy menyarankan penggunaan teknik over lips. Yaitu, mengoleskan pewarna bibir sampai melampaui batas garis luar bibir. Jangan berlebihan. Kalau dirasa cukup, berhenti. Teknik itu, menurut Eddy, menciptakan kesan bibir seksi dan tebal. Sebaliknya, pada bibir tebal, Eddy sering mengaplikasikan teknik ombre. Minimal menggunakan dua warna. Pemilihan warna lebih gelap digunakan sebagai dasar. Lapisan selanjutnya berwarna lebih terang. ”Ada gradasi warna ke arah dalam. Itu membuat bibir lebih kecil,” kata pria yang merayakan ulang tahun setiap 26 Desember tersebut.
Penggunaan lipstik atau gincu itu tetap harus menyesuaikan bentuk bibir. Misalnya, bentuk bibir asimetris. ”Ini yang biasanya membuat kurang pede (percaya diri, Red),” ungkapnya. Caranya hampir sama dengan bibir tebal. Hanya, tidak digunakan teknik
ombre. Tapi, tetap dua warna lipstik yang digunakan. Warna gelap dijadikan dasar. ”Ratakan ke seluruh bibir,” jelasnya. Barulah warna yang lebih terang dioleskan.
Karena sekarang warna lipstik banyak sekali, kita bisa mencampur dengan warna lain. Kreativitas itu menciptakan warna baru. Tapi, sekarang warna lipstik nude masih digemari perempuan. Tampilan warna tersebut membuat wajah cantik alami. ”Tampilan sehari-hari, pilih warna itu, sangat cocok,” katanya.
Teknik serupa diterapkan MUA Riva Tamara. Riva menggunakan highlight yang diaplikasikan pada tepi bibir. Tujuannya, membuat bibir terlihat lebih penuh. Menurut director Rever Academy itu, teknik highlight bisa dipadukan dengan lipstik ombre. ”Tren saat ini adalah lipstik metalik atau matte yang dikombinasikan dengan warna metalik,” jelasnya.
Tren bibir metalik sering disandingkan dengan warna-warna yang di- ombre alias dibaurkan sehingga membentuk gradasi. Misalnya saja penggunaan lipstik dengan dua atau tiga warna sekaligus. Warna yang lebih muda diterapkan di area dalam bibir. Kemudian, sisi terluar diberi warna yang lebih tua atau sebaliknya.
Salah satu yang menjadikan lipstik sebagai primadona bagi perempuan adalah kemampuannya menyulap rona wajah. Selain pipi, bibir salah satu bagian wajah yang menghasilkan rona. ”Itu sangat memengaruhi riasan dan tampilan. Kita bisa menentukan mau seperti apa look kita hanya dengan lipstik,” terangnya. Sementara itu, warna- warna yang mencolok atau abnor mal seperti biru, kuning, dan hijau juga tetap diminati. Khususnya dalam acara tematik. ”Sahsah saja itu. Tampilan lebih wow,” ungkap Eddy. (bri/ c11/esa)
Lipstik itu mood booster. Sudah nggak pernah ketinggalan, ke mana-mana selalu bawa. Bibirku paling cocok warna matte, seperti merah marun dan merah muda yang kecokelatcokelatan.’’ SILVANA25 tahun CHANDRA,
Aku setia, lho. Kalau sudah cocok sama satu brand, maunya sama itu terus. Lipstik itu penambah semangat dan percaya diri. Aku nggak akan keluar rumah tanpa pakai lipstik.” MELISSA SUBIANTORO, 29 tahun
Lipstik dan pensil alis itu satu paket. Selalu ada dalam tas saat ke manamana. Belum percaya diri kalau bibirnya belum berwarna. Paling suka beli langsung di toko daripada online. Bisa coba, sih.” DEVINA MARTINA, 28 tahun