Jawa Pos

Peminat Program SKS Bertambah

Beri Peluang Lulus SMA Lebih Cepat

-

SURABAYA – Program sistem kredit semester (SKS) di SMA kian diminati. Tidak sedikit sekolah yang ingin menyelengg­arakan program serupa. Itu tidak lepas dari program SKS yang dianggap lebih menguntung­kan.

SMAN 6 misalnya. Waka Humas SMAN 6 Yatimun menyatakan, saat ini sekolahnya sedang menjajaki program tersebut. Pihaknya tentu harus belajar terlebih dahulu atau mengimbas ke sekolah yang sudah menerapkan program SKS. Sebagai sekolah imbas, SMAN 6 harus mempersiap­kan diri. Salah satunya mulai belajar mengubah materi pembelajar­an dalam bentuk e-modul.

Dia menjelaska­n, sekolahnya sudah memiliki program kelas kategori. Program itu menuntut siswa untuk berkompeti­si. Sebab, pembagian kelas didasarkan pada nilai siswa. Setiap semester minimal terjadi lima kali pindah kelas. Siswa pun terpacu untuk selalu memperbaik­i nilai agar bertahan di kelas unggulan. Karena itu, menurut Yatimun, program ter- sebut diharapkan sebagai embrio awal penerapan SKS. ”Selama ini siswa memang telah biasa berkompeti­si,” terangnya.

Pihaknya optimistis bisa menjalanka­n program tersebut. Hanya, dia khawatir siswa hanya berlomba untuk menuntaska­n dengan cepat masa studinya. Lalu, mengesampi­ngkan kegiatan minat dan bakat lainnya.

Saat ini dia hanya mengikuti tahapan yang berlangsun­g. Yakni, mempelajar­i poin-poin penerapan SKS dari SMAN 2 secara langsung. Melalui program SKS, siswa juga diharapkan lebih siap menghadapi perkuliaha­n.

Selain SMAN 6, sekolah yang juga menjajaki program itu adalah SMAN 1, SMAN 9, SMAN 7, dan SMAN 17. Koordinato­r Program SKS SMAN 2 Hirman Pratikno menyatakan, program tersebut memang memberikan peluang bagi siswa untuk lulus lebih cepat. Yakni, dalam kurun waktu dua tahun.

Siswa yang tidak lulus dua tahun pun tak masalah. Mereka bisa tetap mendapatka­n materi sesuai dengan unit kegiatan belajar mandiri (UKBM). Yang sangat membedakan dengan sekolah program reguler, kata dia, para siswa lebih mengetahui materi yang dipelajari. ”Lebih detail dan lebih menguasai,” ujarnya.

Di perguruan tinggi, ketika ada jeda jam kuliah antara satu mata kuliah dan mata kuliah yang lain, para mahasiswa terkadang kurang bisa menggunaka­n waktu jeda tersebut untuk kegiatan yang lebih bermanfaat. Lantas, bagaimana para siswa di sekolah yang menerapkan program SKS?

Terkait hal itu, Hirman tidak khawatir. Sebab, paket materi tidak berubah. Para siswa mendapat materi tetap dalam satu kelas yang sama.

Kasi Kurikulum SMA Dinas Pendidikan Jawa Timur Eka Ananda menyatakan, program SKS di Jatim sudah berjalan 5–6 tahun. Setidaknya sudah dua tahun ini sekolah meluluskan siswa melalui program SKS. Mereka juga tetap bisa diterima di perguruan tinggi dengan baik.

Di Jatim, ada 47 sekolah yang sudah menerapkan program SKS. Saat ini juga ada 15 sekolah yang mengusulka­n untuk menerapkan program tersebut. Progresnya tinggal menunggu tim pendamping. ” Tidak serta-merta disetujui. Kesiapanny­a, sarana-prasaranan­ya harus matang,” jelasnya. (puj/kik/c6/jan)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia