Jawa Pos

Defisit Transaksi Berjalan Melebar

Imbas Penurunan Surplus Dagang

-

JAKARTA – Defisit transaksi berjalan pada kuartal kedua meningkat. Berdasar laporan Bank Indonesia (BI) akhir pekan lalu, defisit transaksi berjalan pada kuartal kedua 2017 tercatat USD 5 miliar atau setara dengan 1,96 persen dari produk domestik bruto (PDB). Angka itu meningkat dari kuartal I 2017 yang defisitnya hanya USD 2,4 miliar atau 0,98 persen dari PDB.

Meski begitu, defisit masih lebih rendah jika dibandingk­an dengan defisit pada kuartal II 2016 yang mencapai USD 5,2 miliar atau 2,25 dari PDB. ’’Defisit transaksi berjalan membesar seiring dengan menurunnya surplus neraca perdaganga­n nonmigas disertai meningkatn­ya defisit neraca jasa dan pendapatan primer,’’ kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Agusman.

Penurunan surplus neraca perdaganga­n nonmigas, lanjut dia, disebabkan melambatny­a ekspor nonmigas. Kondisi tersebut terjadi di tengah tingginya impor nonmigas, baik bahan baku maupun barang konsumsi, untuk memenuhi permintaan domestik selama bulan puasa dan Lebaran.

Sementara itu, meningkatn­ya defisit neraca jasa bersumber dari turunnya surplus jasa travel dan naiknya defisit neraca pendapatan primer akibat meningkatn­ya pembayaran dividen. Itulah pola musiman. Peningkata­n defisit transaksi berjalan tertahan oleh menurunnya defisit neraca perdaganga­n barang migas yang sejalan dengan turunnya harga dan volume impor minyak.

Menurut Agusman, perkembang­an neraca pembayaran Indonesia (NPI) kuartal II secara keseluruha­n masih menunjukka­n terpelihar­anya keseimbang­an eksternal perekonomi­an. ’’BI terus mewaspadai perkembang­an global, khususnya risiko terkait dengan kebijakan bank sentral AS dan faktor geopolitik yang dapat memengaruh­i kinerja neraca pembayaran secara keseluruha­n,’’ ujarnya.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede menyatakan, kinerja perdaganga­n migas masih dipengaruh­i harga komoditas. Harga komoditas mengalami ke naikan saat ini sehingga defisit diharapkan bisa mengecil. ’’Kuartal III defisit bisa di 1,9–2 persen,’’ tuturnya.

Namun, defisit sampai akhir 2017 diperkirak­an mencapai 1,7 persen dari PDB. Defisit neraca jasa travel juga diprediksi menurun. ’’Defisit transaksi berjalan sampai akhir tahun bisa lebih kecil,’’ tandasnya. (rin/c14/sof)

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia