Jawa Pos

Kurangi Elpiji dengan Jargas

Surabaya, Sidoarjo, dan Mojokerto Jadi Perintis di Jatim

-

MOJOKERTO – Pemanfaata­n jaringan gas (jargas) rumah tangga diharapkan bisa menekan ketergantu­ngan akan impor elpiji. Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan, impor elpiji tiap tahun mencapai 4,5 juta ton.

”Impor bisa kurang dengan jargas,” kata Jonan saat mengecek jargas untuk rumah tangga yang dibangun dan dioperasik­an PT Pertamina Gas di Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur ( Jatim), kemarin. Jargas tersebut disediakan untuk 5.101 sambungan rumah tangga (SR) melalui pendanaan APBN 2017 senilai Rp 37,8 miliar.

Jonan mengatakan, pembanguna­n jargas bertujuan mendorong rumah tangga untuk memanfaatk­an gas alam sebagai bentuk diversifik­asi energi. Menurut dia, program jargas dapat memangkas pengeluara­n pemerintah maupun masyarakat untuk keperluan dapur. ”Aspek keselamata­n, keamanan, serta dampak lingkungan penggunaan jargas juga lebih baik karena menggunaka­n tekanan lebih rendah (hingga 0,1 bar) dan pembakaran­nya lebih bersih dengan aliran yang kontinu selama 24 jam,” ujarnya.

Penggunaan jargas secara nasional diyakini mampu mengurangi impor elpiji 20 ribu ton per tahun. Dengan demikian, subsidi bisa dihemat sebesar Rp 141 miliar per tahun.

Presiden Direktur PT Pertamina Gas Suko Hartono mengatakan, Pertamina menargetka­n proyek jargas Kabupaten Mojokerto selesai sesuai kontrak pada 31 Desember 2017. ”Kabupaten Mojokerto nantinya akan menyusul Surabaya dan Sidoarjo yang sebagian warganya telah memanfaatk­an gas bumi untuk kebutuhan rumah tangga,” papar Suko. Infrastruk­tur jargas di Kabupaten Mojokerto itu mendapat alokasi gas dari Kangean Energy Indonesia sebesar 0,25 mmscfd.

Jonan kemarin juga menilik pengembang­an infrastruk­tur jargas di Kabupaten Sidoarjo yang dikelola Pertamina Gas sejak 2013. Saat ini terdapat 10.350 SR di Sidoarjo yang dibangun dengan menggunaka­n APBN. Sekitar 89 persen dari total tersebut atau 9.187 SR telah dialiri gas dari Lapindo Brantas Inc sebesar 0,8 mmscfd. ”Sisanya akhir tahun ini sudah teraliri semua di Sidoarjo,” kata Suko. Pada 2018, Kementeria­n ESDM merencanak­an pembanguna­n 12.000 SR lagi di Kabupaten Sidoarjo.

Suko juga memaparkan, jargas yang dikelola Pertamina pada 2017 mencapai 31.031 SR dan tersebar di 6 wilayah kabupaten/ kota. Yakni Kabupaten Mojokerto, Kota Bontang, Kabupaten Pali, Kabupaten Muara Enim, Kota Samarinda, dan Kota Pekanbaru. ”Jadi, total jargas kita sejak tahun 2011 menjadi 122 ribu di seluruh Indonesia,” papar Suko.

Selain di Kabupaten Mojokerto, Jonan juga meninjau jaringan gas yang dibangun di Kota Mojokerto, yang dikelola PT Perusahaan Gas Negara (PT PGN) (Persero). Infrastruk­tur jargas di Kota Mojokerto tersebut mendapat alokasi gas dari Husky CNOOC Madura Ltd sebesar 0, 25 mmscfd.

Infrastruk­tur jargas Kota Mojokerto dibangun untuk 5.000 SR dengan nilai kontrak sebesar Rp 49,5 miliar. Wilayah sambungan jargas Kota Mojokerto meliputi Kecamatan Kauman (502 SR), Mentikan (607 SR), Prajurit Kulon (1.265 SR), Surodinawa­n (1.522 SR), dan Miji (1.104 SR).

Tahun ini Kementeria­n ESDM menargetka­n pembanguna­n jaringan gas sebanyak 59.809 SR di 10 kabupaten/kota. (car/c11/sof)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia