Industri Mamin Revisi Target
SURABAYA – Pertumbuhan industri makanan dan minuman di tanah air pada tahun ini meleset dari yang diharapkan. Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) pun merevisi target pertumbuhan industri berbasis konsumsi tersebut dari 8 persen menjadi 7 persen pada tahun ini.
Ketua GAPMMI Adhi S. Lukman menyatakan, penurunan target pertumbuhan tersebut disebabkan konsumsi mamin pada momen Ramadan dan Lebaran tahun ini tidak setinggi yang diharapkan. ”Biasanya, dua minggu sebelum puasa, pasar sudah ramai. Tetapi, tahun ini pada awal bulan Juni pun, pasar belum bergairah, baru ramai pada pertengahan Juni,” paparnya kemarin (13/8). Dia menyatakan, indikasi perlambatan mamin juga terlihat lewat realisasi pertumbuhan pada kuartal kedua tahun ini.
”Pada tahun ini, kuartal kedua hanya tumbuh sebesar 7,15 persen. Padahal, pada kuartal kedua tahun lalu bisa tumbuh sebesar 9 persen. Jadi, ada perlambatan sekitar 2 persen,” urai Adhi. Hal itu dipengaruhi daya beli masyarakat yang melemah, terutama kalangan menengah ke bawah. Kalangan menengah ke atas lebih memilih untuk menunda pembelian lantaran masih takut dengan kondisi politik maupun agresivitas pemerintah di sektor pajak.
”Buktinya, ada kenaikan untuk dana pihak ketiga di perbankan dan penurunan di sektor ritel,” tuturnya. Adhi menyatakan bahwa konsumsi selama semester pertama, termasuk momen Ramadan dan Lebaran, bisa menyumbang sekitar 60 persen dari konsumsi mamin setahun. (vir/c6/sof)