Perpisahan yang Menyayat Hati
LONDON – Beberapa meter setelah mendapat tongkat estafet dari Yohan Blake, Usain Bolt yang merupakan pelari terakhir Jamaika mendadak terpincang-pincang. Paha bagian dalamnya ter lihat tertarik begitu kencang. Wajahnya meringis menahan sakit. Dia lantas tergeletak di lintasan dan gagal menyelesaikan lomba.
Jamaika, penguasa nomor lari 4 x 100 meter dalam empat kejuaraan dunia terakhir, akhirnya gagal memperpanjang dominasi di London 2017. Tim tuan rumah yang digawangi Nethaneel Mitchell-Blake secara mengejutkan menjadi kampiun untuk kali pertama dalam sejarah Kejuaraan Dunia Atletik.
Olympic Stadium London kemarin menjadi saksi tragisnya penampilan terakhir Bolt di atas lintasan lari. Peraih 11 emas kejuaraan dunia dan 8 emas Olimpiade itu memang akan pensiun setelah kompetisi tahun ini. Untuk kali pertama sejak Berlin 2009, Bolt gagal mendulang emas di sebuah ajang kejuaraan dunia.
’’Ini bukan jalan yang aku inginkan untuk mengakhiri kejuaraan,’’ kata Bolt setelah menjalani perawatan medis. ’’Aku sudah memberikan segalanya di lintasan. Maaf, aku tidak sempat mengucapkan kalimat perpisahan atau semacamnya. Tapi, aku akan hadir di stadion besok untuk mengucapkan selamat tinggal,’’ imbuh pemegang rekor dunia nomor 100 dan 200 meter itu kepada Associated Press.
Dokter tim Jamaika Kevin Jones mengatakan bahwa cedera hamstring kaki kiri Bolt kambuh. MRI akan dilakukan hari ini untuk memeriksa seberapa parah luka superstar atletik berusia 30 tahun tersebut. ’’Dia tetap yang terbaik di dunia,’’ ujar Justin Gatlin, sprinter Amerika Serikat, mengomentari akhir karir tragis pesaing terbesarnya itu kepada ESPN.
Inggris menjadi yang tercepat dengan catatan waktu 37,47 detik. Amerika Serikat yang diperkuat juara dunia 100 meter 2017 Justin Gatlin mendapat perak. Tim Jepang melengkapi podium dengan meraih perunggu. ’’Kami masih tidak percaya bisa mendapatkan emas,’’ kata sprinter utama Inggris MitchellBlake kepada BBC. (irr/c19/nur)