Jawa Pos

Tiap Hari Keliling Daerah Sebarkan Dhamma

Ratusan pemeluk agama Budhha berkumpul di dhamma sala atau ruang doa di Wihara Buddhayana Dharmawira Centre (BDC) kemarin (13/8). Mereka ingin merayakan bersama ulang tahun ke-70 Bhante Viriyanadi Mahathera dengan sederhana. Berdoa dan berbagi keberkahan.

- SEPTINDA AYU

ETTAVATA ca ambehi. Sambhatam punna sampadam. Sabbe deva anumodantu. Sabba sampatti siddhiya. (Sebanyak kami telah mencapai dan mengumpulk­an jasa. Semoga semua dewa turut bergembira agar mendapat keuntungan beraneka warna). Akasattha ca bhummattha. Deva naga mahiddhika. Punnam tam anumoditva. Ciram rakkhantu lokasanti. (Semoga para makh- luk di angkasa dan di bumi. Para dewa dan naga yang perkasa. Setelah menikmati jasa-jasa ini, selalu melindungi perdamaian dunia).

Pembacaan paritta suci Ettavata (Pelimpahan Jasa) di dalam puja bakti itu terdengar penuh damai. Kedua tangan mereka mengatup di tengah dada. Sikap namaste. Begitu juga para biku yang berada di bagian paling depan.

Ya, puja bakti tersebut dilakukan sebelum memasuki prosesi perayaan ulang tahun ke-70 Bhante Viriyanadi Mahathera, biku senior di Jawa Timur. Berbagai doa pun dipanjatka­n. Perayaan begitu sederhana. Namun, sangat hangat.

Bukan hanya umat Buddha dewasa. Puluhan anak sekolah minggu BDC juga berbagi sukacita dengan Viriyanadi. Mereka datang dengan membawa berbagai karya sebagai bentuk hadiah. Viriyanadi yang tadinya duduk bersila lantas membaur bersama anak-anak tersebut. Memeluk hangat mereka dengan senyum yang tidak pernah lepas dari bibirnya.

”Anak-anak sekolah minggu ini adalah generasi bangsa. Karakter mereka dididik dengan baik,” kata Viriyanadi membuka percakapan saat perayaan ulang tahun sederhana itu. Momen tersebut menarik perhatian umat Buddha dari berbagai daerah. Mulai Surabaya, Mojokerto, Jakarta, hingga Semarang. Bahkan, dari kalangan lintas agama. Ada Kristen, kejawen, Islam, dan Hindu.

Di usia 70 tahun, Viriyanadi masih terlihat bugar. Semangatny­a terus benderang. Hal itu pulalah yang membuat kagum para pemeluk agama Buddha yang hadir. Terlebih, kebaikan dan pengabdian Viriyanadi sebagai biku. ’’Usia 70 tahun ini, saya berusaha menjadi guru yang baik dan hidup lebih bermanfaat,” ujarnya.

Viriyanadi menyatakan saat ini semakin semangat membina umat Buddha di Indonesia. Belakangan ini, banyak masalah di Indonesia. Sejarah mulai dilupakan. Budaya luar justru diadopsi. Kerukunan beragama terbelah. ” Ngono yo ngono, tapi

yo ojo ngono. (Begitu ya begitu, tetapi ya jangan begitu). Itu filosofi Jawa dari dulu. Agama tidak salah, yang salah adalah manusianya sendiri,” katanya.

Upaya untuk menebarkan dhamma (ajaran Buddha) ke seluruh Indonesia pun akan terus dilakukan. Sebab, itu adalah janji sejak mengenal Buddha. Tujuannya mengajak umat untuk rukun dan damai. Meski kini usianya sudah tua, itu tidak menjadi soal. ”Saya sebulan bisa 25 kali terbang ke berbagai daerah di Indonesia. Menebar dhamma,” ujarnya.

Pria kelahiran 13 Agustus 1949 itu memang memiliki aktivitas yang sangat padat. Setelah perayaan ulang tahun di Surabaya, sorenya dia sudah harus tiba di Jakarta. Besoknya ke Palembang, lalu Batu Raja di Nusa Tenggara Timur. Kemudian, hari berikutnya ke Magetan. ”Sudah terbiasa,” kata dia.

Viriyanadi memiliki sejarah menarik sebelum menjadi biku. Putra pasangan Yusuf Tedjo Prayitno dan Hana Lianawati itu menyatakan sebelumnya hidup di tengah keluarga yang beragama Krsiten Pantekosta. Bahkan, dia sempat menjadi pendeta. ”Meskipun keluarga memeluk Kristen, kami tetap saling rukun dan menghormat­i,” ujarnya.

Anak keempat di antara 11 bersaudara itu menuturkan sudah 34 tahun menjadi biku. Yakni, sejak dia ditahbiska­n sebagai samanera (calon biksu) pada 1983. Kemudian, dinobatkan menjadi biku pada 1985. Proses yang cukup cepat tersebut membuat Viriyanadi semakin yakin bahwa jiwanya berada untuk Buddha. (*/c6/ano)

 ?? DEBORA DANISA SITANGGANG/JAWA POS ?? MASIH BUGAR: Bhante Viriyanadi Mahather (tengah) dalam perayaan ulang tahun ke70 kemarin. Angka 70 ini berdasar penanggala­n kalender Tiongkok, bukan Masehi.
DEBORA DANISA SITANGGANG/JAWA POS MASIH BUGAR: Bhante Viriyanadi Mahather (tengah) dalam perayaan ulang tahun ke70 kemarin. Angka 70 ini berdasar penanggala­n kalender Tiongkok, bukan Masehi.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia