Jawa Pos

Proyek Paving Mangkrak, Cak Ji Lakukan Sidak

Proyek pavingisas­i dan box culvert di Surabaya mengalami kendala. Pasalnya, paving blok yang digunakan sebagai bahan utama proyek tersebut tak kunjung datang.

- (ree/xav)

PULUHAN bahkan ratusan pekerjaan paving terbengkal­ai hingga kini. Hal itu mendorong DPRD Kota Surabaya melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke perusahaan penyedia paving blok pada Sabtu lalu (12/8). Ketua DPRD Kota Surabaya Armuji memimpin sidak ke tiga kantor perusahaan penyedia paving blok. Yakni PT Focon, PT Conbloc, dan PT Mercu.

Tujuan pertama yaitu ke PT Focon, produsen paving blok di Jalan HR Muhammad, Surabaya. Memasuki kantor PT Focon, Cak Ji, sapaan akrabnya langsung mencari pemilik perusahaan. ’’Mana pimpinanny­a?” tanyanya pada resepsioni­s perusahaan.

Di sana, Armuji ditemui oleh dua orang marketing. Pada mereka Armuji mempertany­akan mengenai surat panggilan yang sama sekali tak mendapat tanggapan. ’’Padahal, komisi C dan pimpinan sudah melayangka­n surat panggilan tiga kali, kenapa tidak digubris?” tanya Armuji.

Pihak PT Focon bersikukuh tak pernah menerima surat tersebut. ’’Kami tak merasa menerima surat panggilan, jika memang dipanggil maka kami akan datang,” ujar salah seorang marketing PT Focon. Menanggapi hal tersebut, Armuji menjanjika­n untuk mengirim ulang surat panggilan.

Di tengah percakapan sempat terjadi ketegangan ketika Armuji mempertany­akan mengenai kualitas paving yang tak sesuai pesanan. Menurutnya, paving blok yang terdistrib­usi kualitasny­a di bawah rata-rata.

’’Kan, pemkot pesan tipe K-350, kenapa yang datang malah paving yang kualitasny­a rendah dan mudah rusak?” tanyanya. Jenis paving blok yang sedianya digunakan adalah K-350. Pemkot sengaja memesan paving blok tipe K-350 dengan pertimbang­an kekuatan, umur pakai, serta durability. Namun, menurut Armuji, paving yang diproduksi tak setara dengan pesanan.

’’Kami tak memproduks­i K-350. Yang kami produksi adalah K-400. Jadi tidak mungkin jika kualitasny­a jelek, harusnya malah diatas rata-rata,’’ ungkap marketing PT Focon. Meski sempat bersitegan­g, Armuji mengakhiri sidak di PT Focon dengan menjabat tangan kedua marketing tersebut.

Armuji meneruskan sidak ke PT Conbloc. Di sana, ia tak menemui satu pun staf PT Conbloc. Menurut keterangan

security, kantor sedang tutup. Sama seperti sebelumnya, pria berkacamat­a itu melihat kualitas paving blok dari perusahaan yang berada di Lakarsantr­i, Surabaya tersebut. Sidak diakhiri di PT Mercu yang berlokasi di Jalan Ambengan, Surabaya. Meski tak berhasil menemui pimpinan PT Mercue, Armuji tetap memeriksa produk paving blok.

Kepada media, Armuji juga menegaskan bahwa paving blokbl k yang di dipesan belumbl didistribu­sikandidi ib ik ke kk kampungkam­pung. Padahal, jalanan kampung sudah terlanjur dibongkar dan masyarakat sudah berharap agar bisa dipaving dengan cepat.

’’Masyarakat sudah banyak komplain perihal paving blok yang belum ada wujudnya ini. Beberapa titik yang belum mendapat jatah paving di antaranya kampung-kampung di kawasan Semampir dan Bratang,” ujar politisi dari fraksi partai PDI Perjuangan tersebut.

Pernyataan tersebut dibenarkan oleh Sukadar, anggota komisi C DPRD Kota Surabaya. Ia berkali-kali menerima laporan warga di dekat rumahnya terkait proyek paving tersebut. ’’Mereka mengeluh, jalan sudah dibongkar dan diratakan, tapi nyatanya hingga kini paving belum datang. Kan, aktivitas warga jadi terganggu,” ungkapnya.

Perusahaan-perusahaan tersebut memang tak sepenuhnya belum menyelesai­kan pesanan paving. Ada beberapa kampung yang kebutuhan pavingnya sudah terpenuhi. Namun, kualitasny­a mengecewak­an.

’’Paving-paving itu dikirim, padahal belum sepenuhnya kering. Akibatnya, paving keropos, mudah rusak, dan berumur pendek,” tutur Armuji.

Dari permasalah­an tersebut, Armuji mengindika­sikan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut kurang mampu memenuhi pesanan paving blok sesuai deadline. Padahal, awalnya perusahaan-perusahaan tersebut menyanggup­i untuk menjadi penyedia. Bahkan, mereka ditunjuk pemkot karena dirasa mampu memenuhi pesanan sesuai harapan.

Bahkan, kepercayaa­n dari pemkot itu mendorong pihak kontraktor untuk membayar uang pesanan di awal. Tak tanggung-tanggung, 100 persen dari total biaya sudah dilunasi. Namun, kecepatan pelunasan tersebut tak senada dengan penyelesai­an paving dari produsen. ’’Sudah dipercaya dan dilunasi, tapi paving dua minggu belum juga datang, kok seenaknya perusahaan begitu?’’ ujar Armuji kecewa.

KepalaK l BidangBid P Perumahanh RakyatR k dan Kawasan Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRKP-CKTR) Pemkot Surabaya Iman Kristian Maharhando­no menuturkan bahwa tiga perusahaan tersebut dipilih karena memenuhi kualifikas­i terkait kualitas produk. ’’Mereka punya produk yang memenuhi standar,” ujarnya ketika diwawancar­a lewat telepon seluler.

Mengenai keterlamba­tan pengiriman, Iman menuturkan bahwa pihaknya akan menanyakan ke kontraktor. ’’Biasanya jika ada masalah, kontraktor akan melapor ke kami. Nanti akan kami cek lagi,” ungkapnya.

Untuk mengatasi permasalah­an proyek tersebut, Armuji memastikan bahwa ketiga perusahaan itu segera menerima surat panggilan berikutnya. “Selasa akan dilayangka­n surat panggilan lagi. Itu kan menyangkut kepentinga­n warga secara langsung, jadi harus cepat selesai,” ujarnya.

Selasa akan dilayangka­n surat panggilan lagi. Itu kan menyangkut kepentinga­n warga secara langsung, jadi harus cepat selesai.” Armudji, Ketua DPRD Kota Surabaya

 ?? ANDRIANSYA­H POETRA/JAWA POS ANDRIANSYA­H POETRA/ JAWA POS ?? CEK KUALITAS PRODUK: Ketua DPRD Surabaya Armudji saat melakukan sidak ke perusahaan produsen paving blok. Selain terlambat mengirim, kualitas paving blok mengecewak­an dan tidak sesuai yang diorder.
ANDRIANSYA­H POETRA/JAWA POS ANDRIANSYA­H POETRA/ JAWA POS CEK KUALITAS PRODUK: Ketua DPRD Surabaya Armudji saat melakukan sidak ke perusahaan produsen paving blok. Selain terlambat mengirim, kualitas paving blok mengecewak­an dan tidak sesuai yang diorder.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia