Maket Pusat Kota yang Multifungsi
BEBERAPA maket karya mahasiswa tersimpan di laboratorium prodi pendidikan guru sekolah dasar (PGSD). Maket-maket dengan tampilan warna yang menarik itu tertata rapi. Sangat pas sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar- mengajar (KBM). Dengan maket-maket tersebut, mahasiswa diharapkan bisa mempraktikkan KBM yang atraktif dan menyenangkan.
Sabtu lalu (12/8) Faridhotul Khoiriroh berpraktik menjelaskan materi tentang pemuaian gas. Penjelasannya tampak lebih menarik dengan bantuan maket miniatur tambal ban. Agar lebih menarik, dia membangun cerita tentang ban kendaraan yang bocor. Puncaknya, Faridhotul memaparkan cara kerja kompresor tambal ban.
’’Awalnya kan dari tenaga listrik. Nah, tabungnya nanti terisi panas yang mengakibatkan pemuaian gas sampai bisa keluar lewat slang (untuk memompa ban, Red),’’ paparnya.
Maket yang dipakai Faridhotul itu serbaoranye. Di sana ada kompresor lengkap dengan slang dan gelas kaca yang berisi air. Keluarnya angin dari slang bisa membuktikan adanya gas yang memuai.
Di laboratorium PGSD juga ada maket yang menirukan suasana pusat kota. Di sana ada sekolah, kantor polisi, klinik kesehatan, sampai alun-alun. Menurut Marina Elsera Widayanti, mahasiswa lain, maket tersebut multifungsi. Bisa men jelaskan banyak topik sekaligus. Adanya miniatur manusia dengan seragam tertentu bisa menjelaskan ragam profesi.
Rambu-rambu lalu lintas juga bisa diajarkan ke anak-anak. ’’Bisa juga belajar bahasa Inggris pakai tema direction (arah, Red),’’ kata Marina.
Kepala Prodi Pendidikan IPA Fitria Eka Wulandari mengatakan, seluruh mahasiswa Umsida memang didorong untuk membuat penelitian atau karya melalui ajang program kreativitas mahasiswa (PKM). Bahkan, ajang itu menjadi salah satu syarat kelulusan.
’’PKM sudah kami wajibkan. Minimal harus tiga kali jadi anggota dan sekali menjadi ketua supaya berpengalaman,’’ paparnya. Selain itu, skill menulis diberikan kepada mahasiswa sejak semester satu.
Begitu pula di prodi PGSD. Kar ya berupa maket sudah men- jadi kebiasaan di setiap mata kuliah yang berhubungan dengan metode belajar. Tujuannya tentu mendorong inovasi-inovasi pembelajaran yang edukatif, menyenangkan, dan terbarukan. ’’Ketika mahasiswa punya karya kreatif, sudah pasti jadi poin plus,’’ tegas Fitria. (via/c15/pri)