Jawa Pos

Terkenal Pekerja Keras, Naik Haji dari Jualan Bubur

Nama Hj Khoiroh sangat dikenal di Kota Pudak. Pada 2016, warga Roomo, Kecamatan Manyar, itu pernah tercatat sebagai jamaah haji tertua di Gresik: 82 tahun. Saat ini nenek tersebut berjuang melawan penyakit.

- ARIF ADI WIJAYA

RUANG intensive care unit (ICU) RS Petrokimia terlihat lengang. Seorang perempuan tua terbaring lemas di atas tempat tidur. Paling pojok. Slang infus menempel di kedua tangannya. Termasuk slang oksigen untuk membantu bernapas.

Pandangann­ya kosong. Usia renta tampak jelas dari kulitnya yang keriput. Perempuan 83 tahun tersebut adalah Hj Khoiroh. Dialah jamaah haji tertua Gresik pada 2016. Kini nenek yang sudah dikaruniai 13 cucu dan 18 cicit itu terbaring lemas di rumah sakit.

Sebelum masuk rumah sakit, Khoiroh terjatuh di kamar mandi rumah pada Jumat (11/8). Nenek kelahiran 1934 ter sebut baru hendak keluar dari toi let. ’’ Braaakkk!!!’’ Suara pintu kamar mandi yang terbanting mengagetka­n Nihayah, menantu Khoiroh. Perempuan 57 tahun itu segera menuju kamar mandi untuk memastikan sumber suara keras tersebut.

Saat itu Khoiroh sudah terbaring di lantai kamar mandi. Sontak, Nihayah segera meminta bantuan. Mendengar teriakan minta tolong, Subakir, suami Nihayah yang juga anak Khoiroh, cepatcepat datang. Khoiroh lantas dibawa ke RS Petrokimia pukul 09.00. ’’Sempat masuk ruang rawat inap dulu,’’ kata Nihayah.

Esoknya, Sabtu (12/8), Khoiroh tidak sadarkan diri. Keluarga yang menjenguk makin panik. Dokter memutuskan memindahka­n Khoiroh ke ruang ICU untuk mendapatka­n perawatan lebih intensif.

Nihayah bercerita tentang mertuanya. Pada musim haji seperti ini, ibu mer- tuanya sangat bersemanga­t. Dia masih ingat saat pergi haji tahun lalu. Meski dengan suara pelan, cerita pengalaman berhaji itu diulang-ulang.

Bagi Nihayah, Khoiroh adalah pekerja keras. Usianya memang sudah sangat lanjut. Namun, setiap hari dia selalu pergi-pulang Manyar–Gresik Kota untuk berjualan bubur roomo. Kesempatan ke Tanah Suci dulu didapatkan dari hasil berjualan makanan khas Kota Giri tersebut.

Keluarga sejatinya sudah meminta Khoiroh berhenti berjualan. Apalagi, nenek yang dikenal santun tersebut punya riwayat penyakit kronis. ’’Ibu (Khoiroh, Red) punya hipertensi,’’ terangnya.

Namun, perempuan dengan lima anak itu menolak permintaan anakanakny­a. Dia tidak mau berhenti berjualan. Hingga Kamis (10/8), lapaknya di Jalan Samanhudi, sebelah Pasar Gresik, masih buka. ’’ Tidak enak kalau menganggur di rumah,’’ ucap Nihayah menirukan Khoiroh.

Ketika Khoiroh sakit seperti sekarang, anak serta cucu dan cicitnya ramai-ramai menjenguk. Kemarin (13/8) beberapa anggota terlihat datang. Anak, menantu, cucu, sampai cicitnya. Namun, keluarga hanya bisa melihat Khoiroh dari balik pintu kaca ruang ICU. Tidak semua diizinkan masuk. Ruangannya steril.

Subakir menuturkan, Khoiroh dikenal sebagai sosok ibu dan nenek yang penyayang. Bukan hanya kepada anak dan cucunya. Termasuk kepada seluruh menantu dan keponakann­ya. ’’Orangnya sangat perhatian kepada semua keluarga,’’ tuturnya.

Lelaki 60 tahun itu hanya berharap Khoiroh segera sembuh agar bisa berkumpul lagi dengan keluarga. ’’Mudahmudah­an bisa pulang,’’ ujar warga Desa Manyar Sidorukun tersebut.

Menurut Kepala Bidang Pelayanan Medik RS Petrokimia dr Dian Ayu Lukitasari, kesadaran Khoiroh belum maksimal. Tim medis sudah melakukan tindakan. Salah satunya, melakukan CT scan untuk mengetahui penyebab Khoiroh kehilangan kesadaran.

Hasilnya, tidak ada indikasi penyumbata­n darah di otak. Karena itu, dokter belum bisa memastikan jenis penyakit yang diderita. Yang jelas, ada beberapa bagian tubuh yang mati rasa. Misalnya, bibir dan lengan. ’’Ada dugaan stroke,’’ jelas Ita, sapaan Dian Ayu Lukitasari.

Bagaimana bisa dinyatakan stroke? Ita mengungkap­kan, pada Sabtu lalu, kadar gula darah Khoiroh sempat drop. Itulah yang mengganggu kesadarann­ya. Kondisi tersebut sangat rawan mengakibat­kan stroke terhadap pasien dengan riwayat hipertensi. (*/c14/roz)

 ?? ADI WIJAYA/JAWA POS ?? SEMOGA CEPAT SEMBUH: Dokter Rita (kiri) menemani Nihayah (dua dari kanan) dan Subakir melihat kondisi Khoiroh di ruang ICU RS Petrokimia.
ADI WIJAYA/JAWA POS SEMOGA CEPAT SEMBUH: Dokter Rita (kiri) menemani Nihayah (dua dari kanan) dan Subakir melihat kondisi Khoiroh di ruang ICU RS Petrokimia.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia