Jawa Pos

RIBUAN MUSISI UKIR SEJARAH

Pecahkan Rekor Dunia Main Musik Bareng

- (esa/c19/dos)

SURABAYA – Pasukan merah putih membanjiri lapangan Kodam V Brawijaya kemarin (13/8). Mereka adalah 1.094 musisi yang turut ambil bagian dalam pemecahan Museum Rekor-Dunia Indonesia ( MURI). Aksi tersebut juga turut terdaftar menjadi rekor dunia pada Guinness Book of Record sebagai the largest performing

rock band. Pemecahan rekor itu merupakan bagian dari event Road to Soundrenal­ine.

Untuk pemecahan rekor, panitia menarget 1.015 musisi. Jumlah 1.000 adalah ambang batas rekor dan 15 merujuk pada usia festival musik Soundrenal­ine. Tetapi, yang tampil lebih dari itu.

Para musisi tampil serempak, menyatukan harmoni untuk memainkan dua buah lagu. Yakni, Kebyar-Kebyar milik Gombloh dan Rumah Kita milik God Bless.

Sebanyak 203 drum berjajar menghadap barat dan timur. Di tengahnya, ratusan gitaris berdiri dengan peranti masing-masing. Di barisan paling utara, para penyanyi berkerumun. Ada satu panggung utama yang memandu ja

lannya pemecahan rekor. Di panggung itu pula dua grup musik, yakni Musikimia dan Ari Lasso, memimpin lagu.

Lagu pertama yang mereka mainkan adalah Rumah Kita. Andi Fadli Arifuddin alias Fadli, eks vokalis Padi, menjadi

song leader. Beberapa panitia berdiri di beberapa titik sambil menyilangk­an tangan ke atas. Tanda para musisi harus diam. Hitungan mundur terpampang di empat LED screen.

Kemudian, serentak pemain drum membunyika­n hi-hat cymbal yang dilanjutka­n dengan degup bas drum sebagai intro lagu. Suara Fadli tampak mendominas­i lagu Rumah Kita yang dinyanyika­n selama kurang dari tujuh menit.

Setelah berhasil dengan lagu pertama, riuh tepuk tangan langsung membanjiri lokasi. Para penyanyi berteriak ’’Air!’’.

Cuaca kemarin sore memang cukup panas. Namun, semangat untuk tetap berdiri di bawah terik matahari tak sedikit pun luntur. Para musisi tetap tertawa walau kaus merah dan putih yang mereka kenakan basah karena keringat. Setelah merampungk­an lagu Rumah

Kita, set panggung diubah. Musikimia turun, diganti oleh Ari Lasso beserta band pengiringn­ya. Komando untuk kembali menyatukan suara berpindah di tangan Ari Lasso. Di lagu kedua, sangat terasa suara drum menggaung. Suara delay terdengar dari panggung yang terletak di paling utara barisan merambat ke selatan.

Sejak dua bulan lalu, panitia menjaring musisi dari berbagai kota. Yakni, Malang, Mojokerto, Sidoarjo, Gresik, Probolingg­o, Jember, Pamekasan, dan Surabaya. Pemain terdiri atas musisi yang tergabung dalam komunitas dan individual.

Pementasan diikuti musisi dari berbagai genre. Namun, mereka menyatukan suara untuk memainkan lagu yang sudah digubah dengan genre rock. ’’Kami fokuskan ke rock supaya mudah diadaptasi,’’ kata salah seorang pencetus ide pemecahan rekor, Samir.

’’Untuk mengumpulk­an musisi segini banyaknya di satu tempat yang sama, lagu yang sama, dinamika yang sama, itu luar biasa,’’ ujar drumer Musikimia, Surendro Prasetyo atau yang akrab dipanggil Yoyo. Memimpin ribuan pasukan dan menyatukan tempo merupakan tantangan terbesar yang dialaminya. Meski demikian, hal tersebut merupakan pengalaman pertama yang mengesanka­n.

 ?? ARYA DHITYA/JAWA POS ?? MAIN BARENG: Hampir lima ratus gitaris saat ngeband bareng dalam rangka pemecahan rekor di Makodam V Brawijaya kemarin.
ARYA DHITYA/JAWA POS MAIN BARENG: Hampir lima ratus gitaris saat ngeband bareng dalam rangka pemecahan rekor di Makodam V Brawijaya kemarin.
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia