Jawa Pos

Kanker gara-gara Mengukus Makanan

-

PESAN hoax berikut ini mencatut nama Profesor Qi. Katanya

sih dari Rumah Sakit Xuanwu, Beijing. Inti pesannya, jika akan mengukus makanan menggunaka­n air keran, pastikan memasukkan makanan beberapa saat setelah air mendidih.

”Didihkan air tanpa menutup panci terlebih dahulu. Setelah air mendidih, letakkan makanan yg akan dikukus ke dalam panci, baru kemudian tutuplah panci Anda. Tidak heran banyak orang yang menderita kanker. Mengapa? salah satu faktornya adalah ketika mereka mengukus makanan menggunaka­n panci, mereka tidak menunggu airnya mendidih dulu.” Begitu tulis pesan tersebut.

Menurut pesan itu, air keran pasti mengandung klorin. Apabila dipanaskan dalam panci tertutup, klorin akan tetap berada di dalam panci dan menyelimut­i makanan yang dikukus. Si pembuat pesan menyebutka­n bahwa klorin mengandung tri hallow

metan (THM) yang bisa mengakibat­kan kanker.

Di akhir pesan, terselip kalimat ajakan yang agak memaksa. ’’Jangan Egois, BANTU Sebarkan pada para saudara dan sahabat sehingga banyak orang yang mengetahui­nya. Jauh lebih baik mencegah dari pada mengobati”.

Kepala Pusat Penelitian Kimia Lembaga Ilmu Pengetahua­n Indonesia (LIPI) Agus Haryono memastikan bahwa informasi di atas adalah hoax. Menurut dia, kadar air yang disalurkan dari saluran air minum tidak sembaranga­n. ’’Harus sesuai SNI,’’ katanya.

Agus juga heran dengan istilah tri hallow metan. Menurut dia, istilah tersebut tidak ada dalam ilmu kimia. Dia menduga, si pembuat pesan salah ketik atau memang sengaja menakut-nakuti orang. ”Yang ada trikloro halogen metan dalam konteks trikloro metan. Tetapi, itu sejenis pelarut organik yang tidak digunakan untuk penjerniha­n air,’’ terang Agus.

Penegasan Agus bahwa kabar itu hoax ternyata klop dengan sejumlah tulisan di luar negeri. Pada 13 Juli 2013, Rumah Sakit Xuanwu menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah menyebarka­n kabar tersebut. Profesor Qi yang disebut dalam kabar hoax ternyata juga fiktif.

Dikutip dari Healtyfood­cn.com, Profesor Gao Naiyun dari Tongji University (nama profesor ini telah ditelusuri dan memang ada beberapa penelitian­nya) mengatakan bahwa air keran mengandung beberapa mikroba. Nah, klorin digunakan untuk mensterilk­an atau menjernihk­an air. Cara tersebut digunakan banyak negara.

Seperti yang disampaika­n Agus Haryono, Profesor Gao juga menyatakan bahwa ada standar penggunaan klorin dalam jaringan air minum. Di Beijing, penggunaan klorin 0,5 mg per liter. Penggunaan klorin jika berlebihan bisa terdeteksi melalui bau.

Menurut Profesor Gao, jika klorin dalam air keran melebihi 0,8 mg per liter, umumnya bisa tercium oleh hidung. Sepanjang sesuai standar, air keran tidak ada masalah digunakan untuk memasak, termasuk mengukus makanan. (wan/gun/c4/eko)

 ?? ILUSTRASI: DAVID/JAWA POS ??
ILUSTRASI: DAVID/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia