Jawa Pos

Beruntung Dapat Hadiah Penalti

-

KUALA LUMPUR – Timnas U-22 Indonesia memulai persaingan di pentas SEA Games 2017. Pada pertanding­an pertama melawan Thailand kemarin (15/8), Garuda Muda –julukan timnas U-22– menuai hasil imbang 1-1 (0-1). Hasil tersebut dianggap pelatih Luis Milla sudah cukup baik. ”Kami bermain melawan tim terkuat di grup B,” kata Milla dalam sesi jumpa pers seusai pertanding­an kemarin.

Pada laga yang berlangsun­g di Stadion Shah Alam, Selangor, Malaysia, itu, Thailand memimpin skor terlebih dahulu melalui gelandang Chaiyawat Buran pada menit ke-14. Situasi tersebut membuat Indonesia tertekan. Lini depan Indonesia seakan tak berdaya.

Gap para gelandang dengan striker Marinus Maryanto Wanewar yang terlalu jauh membuat sejumlah kesempatan menyerang juga mentok. Terlebih, Marinus selalu dijaga ketat para pemain bertahan Negeri Gajah Putih, julukan Thailand.

Angin berbalik pada babak kedua. Penetrasi Osvaldo Haay dari sisi kiri pertahanan lawan membuat bek Thailand menjatuhka­n winger muda Persipura Jayapura itu pada menit ke-60.

Wang Di, wasit asal Tiongkok yang memimpin laga, memberikan hadiah penalti kepada Indonesia. Septian David Maulana yang menjadi eksekutor menjalanka­n tugas dengan baik.

Milla melihat Thailand kemarin bermain sangat baik. ” Thailand tim kuat. Winger mereka cukup cepat. Khususnya kapten mereka (Chenrop Samphaodi, Red), dalam top performa,” sebutnya.

Watanya Wongopasi, manajer timnas Thailand, menyatakan kecewa atas penalti yang diberikan wasit kepada Indonesia. ”Seharusnya kami tidak kalah,” cetus dia. ”Selanjutny­a, kami harus memenangi sisa pertanding­an di grup B,” sambung perempuan berparas cantik itu.

Motivasi dari Tribun Ribuan suporter Indonesia menjadi saksi perjuangan timnas Indonesia. Mereka datang dari berbagai latar belakang. Sebagian besar merupakan para pekerja Indonesia di Malaysia. Tetapi, ada pula yang khusus datang dari Indonesia untuk mendukung Garuda Muda.

Bahkan, di antara mereka, dapat ditemui Kurniawan Dwi Yulianto, mantan penyerang timnas Indonesia, yang bergabung di tribun penonton bagian utara. Bersama CEO APPI (Asosiasi Pemain Profesiona­l Indonesia) Valentino Simanjunta­k, Kurus –sapaan Kurniawan– memimpin suporter untuk menyanyika­n penyemanga­t.

Ada juga sembilan cewek pekerja dari kawasan Seremban. Mereka jauh-jauh datang ke Stadion Shah Alam untuk melihat perjuangan Hansamu Yama Pranata dkk. Mereka merupakan pekerja pabrik yang sebagian besar berasal dari Jawa Timur. ”Kami sengaja mengambil cuti untuk bisa mendukung Indonesia,” kata Dian Rahmawati, salah seorang cewek dari Surabaya. Bersama delapan rekannya, dia jauh- jauh hari merencanak­an untuk mendukung langsung timnas Merah Putih ke stadion.

Lalu, bagaimana untuk pertanding­an berikutnya? Agie Eta Sandriana yang asli Jombang belum bisa memastikan bisa datang ke Stadion Shah Alam. ”Belum pasti bisa datang karena jadwal cuti sudah selesai,” terangnya.

Mereka cukup kreatif dengan padu padan baju merah dan ikat kepala bertulisan Indonesia. Selain itu, mereka memasang stiker yang mereka bikin sendiri. (*/c6/ady)

 ??  ?? chant
chant
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia