Jawa Pos

Delapan Bulan, 228 Kasus Kebakaran

Perumahan Masuk Risiko Tinggi

-

SURABAYA – Kasus kebakaran di Surabaya kian tinggi. Hingga Senin (14/8), dinas pemadam kebakaran (DPMK) telah mencatat 228 kejadian kebakaran. Kasus tersebut didominasi kebakaran alang-alang serta perumahan dan perkampung­an.

Kasi Pencegahan Bidang Operasiona­l DPMK Surabaya Sukarno mengatakan, kebakaran alang-alang masih banyak ditemukan tahun ini. Total, ada 59 kasus yang telah ditangani DPMK. Disusul, 51 kasus kebakaran bangunan perumahan dan permukiman ( lihat grafis). ’’ Tahun ini kebakaran bangunan perumahan dan permukiman terbilang tinggi. Hampir menyusul kebakaran alang-alang,” katanya.

Pada 2015 dan 2016, alang-alang mendominas­i hingga 50 persen kejadian. Kebakaran rumah turun jika dibandingk­an dengan tiga tahun sebelumnya. Meski begitu, tahun ini kebakaran rumah kerap terjadi. Misalnya, kasus di Kampung Tales, Bendul Merisi. ’’Khususnya di perkampung­an padat penduduk,” ujarnya. Sukarno menuturkan, rata-rata kebakaran rumah terjadi karena arus pendek. Percikan api cepat menjalar karena sebagian bangunan terbuat dari tripleks.

Kebakaran alang-alang sering terjadi di wilayah Surabaya Barat. Bahkan, banyak tempat kebakaran yang berada di lingkungan sama. Misalnya, di area Kampus Unesa Lidah Wetan. Di sana, pernah terjadi dua kali kebakaran. Selain itu, di wilayah Darmo Permai dan depan Lenmarc. ’’Dari tahun ke tahun, lokasinya sama saja. Hampir di lingkungan itu-itu saja,” ujarnya.

Meski begitu, kasus kebakaran alang-alang mendapat perhatian cukup serius dari DPMK. Sebab, bulan ini hingga Oktober adalah puncak musim kemarau. Banyak alang-alang yang terlalu kering. Jika ada orang iseng yang membuang puntung rokok, api begitu mudah membesar. ’’Suhu panas juga sangat berpengaru­h. Tiga bulan ke depan diperkirak­an puncaknya,” katanya.

Tahun ini luas bangunan yang terbakar mencapai 9.696 meter persegi, sedangkan non bangunan 484.841 meter persegi. Kerugianny­a diperkirak­an Rp 12,7 miliar. ’’Itu masih perkiraan kasar,” ucapnya.

Selain mempersiap­kan sumber daya manusia (SDM) yang cukup, DPMK terus memberikan sosialisas­i kepada masyarakat. Bahkan, Wali Kota Tri Rismaharin­i telah menge- luarkan surat edaran (SE) untuk kewaspadaa­n masyarakat. ’’Kami sudah sebarkan SE itu ke seluruh organisasi perangkat daerah (OPD), badan usaha, dan pengusaha yang mempunyai lahan kosong,” tuturnya.

SE tersebut memerintah seluruh pihak yang memiliki lahan kosong untuk memotong alang-alang. Selain itu, pihaknya memberikan imbauan melalui pengawasan kampung keliling. ’’Kami mengumpulk­an warga dan memberikan sosialisas­i,” katanya.

Ada pula kegiatan pertunjuka­n rakyat (pertura). Dalam kegiatan tersebut, pihaknya memberikan pengetahua­n kepada masyarakat mengenai tugastugas pemadam kebakaran. Kegiatan pertura itu juga dilakukan bersama dengan dinas perhubunga­n, Badan Narkotika Nasional, dan bank-bank. ’’Kami sebarkan pamflet agar masyarakat mengetahui langkah yang harus dilakukan ketika ada kebakaran,” jelas Sukarno.

Saat ini PDMK memiliki 20 pos pemadam kebakaran. Perinciann­ya, 5 pos besar dan 15 pos pembantu. Pos-pos tersebut tersebar di seluruh wilayah Surabaya. Mobil pemadam kebakaran yang dimiliki sebanyak 35 unit. ’’Ditambah posko terpadu di setiap wilayah agar penanganan lebih cepat,” ujarnya. (ayu/c7/oni)

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia