Jawa Pos

Siswa SD Fasih Pidato Empat Bahasa

Aneka Lomba Sambut HUT RI

-

SURABAYA – Ada beragam cara memaknai Hari Ulang Tahun Ke-72 Kemerdekaa­n RI. Salah satu di antaranya, lomba bertema nasionalis­me di sekolah. Seperti yang dilakukan siswa SD Muhammadiy­ah 15 dan SMP Muhammadiy­ah 5 kemarin (16/8). Ada lomba pidato kemerdekaa­n dalam empat bahasa maupun mengetik naskah proklamasi.

Lomba pidato kemerdekaa­n dalam empat bahasa itu berlangsun­g di halaman sekolah SD Muhammadiy­ah 15. Kegiatan tersebut diadakan untuk menguji kemampuan berbahasa anak. Meliputi bahasa Indonesia, Jawa, Inggris, dan Arab. Isi pidato tetap bertema kemerdekaa­n.

Nazifa Zahrani Anwar, salah seorang peserta, tampil percaya diri di panggung. Dia hanya sesekali melihat naskah pidato yang dipegangny­a. Siswi kelas II SD Muhammadiy­ah 15 itu terlihat sudah hafal dengan isi pidato. Padahal, dia menyampaik­an pidato dalam bahasa Arab.

Nazifa naik panggung bersama tiga temannya. Isi pidato sama, namun disampaika­n dalam bahasa yang berbeda. Yakni, bahasa Jawa, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris. Mereka berbicara tentang cara memaknai hari kemerdekaa­n hingga mengenang jasa para pahlawan.

Ada lagi suguhan bahasa lain, bahasa Mandarin. Guru relawan dari Tiongkok Wang Cong tampil bernyanyi. Perempuan yang sudah tiga minggu mengajar itu menyanyi lagu Dayung Sampan dalam tiga bahasa. Yakni, bahasa Mandarin, bahasa Inggris, dan bahasa Indonesia.

Suasana lain tampak di SMP Muhammadiy­ah 5. Azriel Farhan Setyawan menyelipka­n kertas kosong ke dalam rol mesin ketik manual. Setelah menyamakan dua ujung kertas secara simetris, dia memasang garis pengunci di atas kertas. Azriel lantas menekan tombol-tombol huruf yang ada di mesin ketik. Remaja laki-laki kelas VII SMP Muhammadiy­ah 5 itu mengetik naskah proklamasi.

Kemarin (15/8) Azriel mengetik ulang naskah orisinal yang dahulu diketik Sayuti Melik. Di sebelahnya, ada Luthfi Hidayah. Luthfi juga mengetik naskah yang sama. ’’Susah, nggak terbiasa pakai mesin ketik,’’ ujar Luthfi.

Dia baru pertama menggunaka­n mesin ketik. Demikian juga halnya dengan Azriel. Menurut mereka, itu menjadi pengalaman tersendiri. Tidak heran jika mereka perlu beradaptas­i. ’’Biasanya (mengetik) pakai laptop atau handphone,” imbuh Luthfi.

Luthfi dan Azriel sedang mengikuti lomba menyambut HUT Ke-72 RI. Guru pendidikan kewarganeg­araan (PKn) SMP Muhammadiy­ah 5 Susetyowat­i mengungkap­kan, diadakan lomba mengetik naskah proklamasi itu agar anak mengenal Sayuti Melik. Sejak masih anak-anak, jiwa na- sionalisme Sayuti terasah berkat didikan sang ayah. ’’Juga mengajak anak mengenal situasi saat itu (ketika naskah proklamasi diketik),’’ katanya. (puj/kik/c4/nda)

 ?? CHANDRA SATWIKA/JAWA POS ?? BERBAKAT: Aulia Nisa (kanan), siswa kelas I SD Muhammadiy­ah 15, ketika membacakan pidato berbahasa Arab pada lomba pidato empat bahasa kemarin.
CHANDRA SATWIKA/JAWA POS BERBAKAT: Aulia Nisa (kanan), siswa kelas I SD Muhammadiy­ah 15, ketika membacakan pidato berbahasa Arab pada lomba pidato empat bahasa kemarin.
 ?? PUJI TYAS/JAWA POS ?? TERNYATA SUSAH: Amiruddin (kanan), pelajar SMP Muhammadiy­ah 5, mengetik naskah proklamasi secara manual. Dia beradu cepat dengan Luthfi.
PUJI TYAS/JAWA POS TERNYATA SUSAH: Amiruddin (kanan), pelajar SMP Muhammadiy­ah 5, mengetik naskah proklamasi secara manual. Dia beradu cepat dengan Luthfi.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia