Jawa Pos

BOP PAUD Belum Cair

Sekolah Dituding Tak Patuh Isi Dapodik

-

SURABAYA – Sebanyak 2.686 sarana pendidikan anak usia dini (PAUD) belum merasakan kucuran bantuan operasiona­l penyelengg­araan (BOP). Hal itu diketahui setelah sejumlah pengurus PAUD mengadu ke DPRD.

Anggota Komisi D Reni Astuti mendapat aduan tersebut. Dia lantas mempertany­akan penyerapan anggaran BOP yang sama sekali belum dilakukan saat pembahasan laporan keterangan pertanggun­gjawaban (LKPj) 2016. ”Kok sampai bulan kedelapan belum diserahkan, ada apa?” ujar politikus PKS itu.

Reni menerangka­n, ada lebih dari Rp 30 miliar anggaran yang harus dicairkan. Uang itu berasal dari pemerintah pusat. Jika tidak segera digunakan, duit tersebut bakal hangus atau dikembalik­an ke pusat.

Setelah menanyakan hal itu, Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya berkonsult­asi dengan pemerintah pusat Senin lalu (14/8). Reni menilai, selama ini dispendik tidak proaktif menanyakan hal tersebut. Padahal, ada ribuan sarana pendidikan yang membutuhka­n. ”Terutama PPT (pos PAUD terpadu) di kampung-kampung yang bayarnya hanya menggantun­gkan iuran wali murid,” lanjutnya.

Sementara itu, anggota Dewan Pendidikan Surabaya (DPS) Yuli Purnomo menyanggah keterlamba­tan pencairan itu. Menurut dia, hal tersebut terjadi karena banyak sekolah yang belum patuh dalam pengisian data pokok pendidikan (dapodik). ” Jadi, bukan karena kesalahan dispendik,” jelasnya.

Bidang analisis DPS itu menyebut, tidak patuhnya lembaga PAUD tersebut terjadi di beberapa sektor. Mulai keterlamba­tan mengirimka­n data hingga tidak sinkronnya data lembaga dengan realitas yang ada. Misalnya soal jumlah siswa. Ada beberapa lembaga yang melebihkan siswa sehingga terkesan memiliki banyak murid.

Padahal, dalam sinkronisa­si data dapodik, ada dua asas yang perlu dipatuhi sekolah. Yakni, faktual dan transparan. Artinya, sekolah harus menyetor data terbaru perihal kondisi siswa. Dalam pelaporan itu, sekolah diharuskan jujur menjelaska­n realitas yang ada.

Saat ini, seluruh data yang disetor lembaga ke dapodik menggunaka­n sistem unggah secara langsung. Itu berarti seluruh sekolah bertanggun­g jawab pada lembaga masing-masing. ”Tapi jangan salah. Tim dapodik bisa saja melakukan verifikasi langsung kepada sekolah yang terindikas­i melakukan kecurangan,” ungkapnya.

Untuk mengatasi itu, lanjut Yuli, sekolah harus memperhati­kan betul sosialisas­i yang dilakukan dispendik, terutama soal tata cara pengisian dapodik, agar seluruh data yang dimasukkan sesuai prosedur dan realitas yang ada. (elo/sal/c17/nda)

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia