Akhirnya, Warga Beli Air Tangki
Pipa Tersambung, Butuh Waktu Normalisasi
GRESIK – Entah sampai kapan warga harus bersabar menanti aliran air PDAM. Sampai enam hari sejak pipa induk PDAM bocor Kamis malam (10/8), hingga kemarin (15/8) air belum mengaliri rumah pelanggan. Demi memenuhi kebutuhan, membeli air tangki pun jadi pilihan warga.
Kondisi tersebut terlihat di kompleks perumahan Pondok Permata Suci (PPS), Desa Suci, Manyar. Mobil-mobil tangki air berseliweran mengantarkan permintaan air kepada warga sekitar. Isi satu tangki beragam. Sekitar 1.000 liter sampai 5.000 liter. Harganya Rp 45 ribu per seribu liter.
Karena debitnya cukup banyak, warga biasanya urunan membeli air. Jadi, satu tangki bisa dibagi untuk dua sampai tiga rumah sekaligus. ’’Bak mandi tidak cukup menampung sampai satu tangki. Kami urunan juga ngirit biaya pembelian air,” tutur Sri, salah seorang warga Jalan Mirah, kompleks PPS.
Menurut dia, mobil pembawa tangki air berdatangan ke kompleks perumahan sejak pukul 06.00. Distribusi air tangki masih terlihat hingga kemarin siang. ’’Hari ini (kemarin, Red) kami tunggu, air PDAM nggak menetes sama sekali,” ungkap Sri.
Kondisi serupa terjadi di beberapa tempat. Misalnya, kompleks perumahan Dinari, Griya Suci Permai (GSP), dan perkampungan di Desa Dahanrejo. M.Yasin, salah seorang warga perumahan Dinari, menyatakan, pihaknya membeli air tangki selama dua hari terkahir. ’’ Tidak ada cara lain selain membeli air,” tuturnya.
Secara terpisah, pihak PDAM Gresik menuturkan, perbaikan pipa bocor di Jalan Raya Cerme, Desa Tambakberas, sudah tuntas. Direktur Teknik (Dirtek) PDAM Gresik Harisun Awali menambahkan, perbaikan tuntas kemarin pukul 01.00. Setelah penyambungan pipa selesai, lanjut dia, PDAM langsung mengisi pipa induk berdiameter 400 milimeter itu.
Air mengalir dari bak penampungan utama ( reservoir) Kecamatan Cerme. ’’Mungkin masih normaliasi sehingga air belum ngalir,” ujar Harisun.
Dia menambahkan, hingga kemarin siang, air memang belum mengalir di beberapa lokasi. Salah satunya, di daerah dengan kontur tanah yang tinggi.
Harisun menjelaskan, air cenderung lebih dahulu mengaliri daerah dengan kondisi tanah yang rendah. ’’Sehingga jika air terus-menerus dibuka di daerah rendah, aliran air di daerah tinggi sulit mengalir,” terangnya.
Padahal, berdasar pengamatan Jawa Pos, kondisi tanah di wilayah Suci cenderung datar. Tidak ada daerah dengan permukaan yang cukup tinggi. Begitu juga dengan daerah sekitar seperti Desa Dahanrejo dan wilayah Manyar pada umumnya.
Harisun menyampaikan, pihaknya siap mengecek ke lokasi yang airnya belum mengalir. (mar/c25/dio)