Lebih Meriah ketimbang Ibu Kota Kabupaten
CUMA ada tiga gang di Miangas. Dengan penghuni hanya 700-an jiwa. Tapi, jangan tanya soal kemeriahan Hari Kemerdekaan Indonesia
Begitu Jawa Pos turun dari speedboat dan menjejakkan kaki di Miangas pada Rabu pagi (16/8), sudah ada perhelatan bola voli di lapangan desa. Pesertanya para ibu dan gadis. Ramai tentu saja. Penuh teriakan dan tawa.
Keriangan itu pun tidak hanya berhenti saat pagi. Tapi, berlanjut sampai siang dan malam. Setelah voli, digelar pertandingan sepak bola yang menyedot atensi seluruh penghuni pulau di Samudra Pasifik yang cuma terpisah empat jam dari Filipina tersebut.
Semua warga tumplek bleg di lapangan. Nyaris seluruh rumah di Miangas ditinggal penghuninya ke lapangan. ”Selain sepak bola, voli, kami juga menggelar lomba sepak takraw dan tarik tambang,” kata Kepala Desa Miangas Panjaitan Essing.
Bukan hanya perlombaan, tiga gang utama di Miangas semarak dengan bendera Merah Putih dan umbul-umbul dengan warna sama. Pendek kata, Merah Putih berkibar di setiap sudut daratan kecil yang bisa selesai dikelilingi dalam waktu sejam tersebut.
Miangas memang menyendiri. Terpisah ratusan kilometer dari ibu kota kabupaten dan provinsi. Bahkan, ribuan kilometer dari ibu kota negara. Tapi, denyut perayaan kemerdekaan bahkan jauh melebihi suasana di ibu kota Kabupaten Kepulauan Talaud, Melonguane.
Miangas merupakan bagian dari Kabupaten Talaud. ”Jujur, suasananya memang jauh lebih meriah di Miangas daripada Melonguane,” kata Komandan Pos TNI-AL Miangas Letda Jimmi M. Siregar saat berbincang dengan Jawa Pos di Pelabuhan Melonguane.
Kesan Jimmi itu juga dirasakan Jawa Pos. Sebelum menyeberang ke Miangas, Jawa Pos sempat tinggal dua hari di Melonguane. Situasi di Melonguane memang lebih tenang dalam menyambut perayaan kemerdekaan.
Jawa Pos juga sempat berkeliling ke Beo, Pulutan, dan Melonguane Timur yang berada dalam satu pulau dengan Melonguane: Karakelang. Situasinya memang tak seberdenyut Miangas yang menyendiri di tengah Pasifik. (*/c10/ttg)