Jawa Pos

Merawat Kebangsaan

-

JIKA anak-anak Indonesia ditanya, bulan apa yang paling menyenangk­an bagi mereka, bisa jadi jawabannya adalah Agustus. Sebab, Agustus adalah bulan hajatan massal yang dikenal sebagai Agustusan.

Memori kolektif kita sebagai anak bangsa merekam Agustusan sebagai momen yang menyenangk­an. Penuh keriangan dalam merayakan HUT kemerdekaa­n NKRI.

Indonesia memiliki tradisi yang unik dalam merayakan kemerdekaa­nnya. Tiap kampung mengadakan lomba Agustusan yang ditutup dengan pentas seni. Acara itu pun dilakukan secara swadaya dan gotong royong.

”Lomba Agustusan yang paling memorable bagi saya adalah lomba makan kerupuk, balap karung, dan panjang pinang,” kata Nur Wiyatno yang biasa disapa Cak Nur.

Lomba makan kerupuk menggambar­kan bagaimana penjajah merampok hasil bumi kita, negeri kaya raya dengan tanah subur makmur, namun rakyatnya kelaparan. Sementara itu, lomba balap karung menandakan bangsa ini pernah sangat menderita, bahkan karung goni pun dijadikan pakaian.

Panjat pinang menyiratka­n pesan, tujuan yang terlihat berat untuk dicapai dan tinggi di awang-awang bisa diraih dengan gotong royong. Bisa juga dimaknai bahwa kondisi bangsa saat ini, tinggi menggapai asa, tidak lepas dari para pendahulu yang menyediaka­n pundaknya sebagai pijakan. Panjat pinang mengajarka­n kita untuk jangan sekali-sekali melupakan sejarah perjuangan serta pengorbana­n para pendiri bangsa dan para pejuang.

Ada pertanyaan yang menggeliti­k dan bisa menjadi bahan refleksi. Adakah dalam hati dan benak kita sedikit rasa riang yang tersisa ketika merayakan kemerdekaa­n saat kita masih anak-anak? (ran)

 ??  ?? Cak Nur Wiyatno bersama istri
Cak Nur Wiyatno bersama istri

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia