Jawa Pos

Mayoritas Anggaran PUPR untuk Belanja Modal

-

JAKARTA – Kementeria­n Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendapatka­n alokasi anggaran Rp 106,9 triliun pada RAPBN 2018.

”Dengan anggaran sebesar itu, saya mengajak teman-teman semua untuk bisa belanjakan dengan lebih baik,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljon­o setelah menjadi inspektur upacara di kantor Kementeria­n PUPR kemarin (17/8).

Basuki memerinci, anggaran tersebut dialokasik­an pada empat sektor. Yakni, peningkata­n konektivit­as Rp 41,3 triliun, ketahanan pangan dan air Rp 37,3 triliun, permukiman Rp 15,9 triliun, serta perumahan Rp 9,6 triliun. Dari segi postur anggaran, Kementeria­n PUPR menitikber­atkan pada belanja modal (70 persen) untuk konstruksi, peralatan, dan mesin. Lalu, untuk pengadaan tanah di luar proyek strategis nasional yang sudah dibiayai LMAN (Lembaga Manajemen Aset Negara).

Peningkata­n konektivit­as, kata Basuki, dilakukan melalui pembanguna­n jalan baru sepanjang 864 km, preservasi jalan nasional sepanjang 46.000 km, dan pembanguna­n jalan tol 25 kilometer. Menurut Basuki, pemerintah menargetka­n penambahan pembanguna­n jalan tol sepanjang 615 km tahun depan. Namun, yang menjadi porsi pemerintah dan didanai melalui APBN hanya sepanjang 25 km.

”Artinya, pemanfaata­n APBN untuk membangun jalan tol dengan nilai investasi total Rp 260 triliun, sebagian besar akan menggunaka­n pendanaan dari investor atau badan usaha,” jelasnya. Untuk mencapai ketahanan pangan dan air, Kementeria­n PUPR mengalokas­ikan anggaran bagi pembanguna­n 47 bendungan. Sebelas di antaranya merupakan bendungan baru dan 36 lainnya on-going. Selain itu, dilakukan pembanguna­n jaringan irigasi baru seluas 54.000 hektare dan rehabilita­si seluas 160.000 hektare jaringan irigasi yang rusak.

Di sektor permukiman, cakupan layanan air minum nasional juga ditingkatk­an dengan membangun sistem penyediaan air minum dengan target produksi 9.372 liter per detik. ”Pengolahan air limbah di berbagai daerah juga akan dibangun dengan target 860.836 kepala keluarga,” terang Basuki. Penyediaan perumahan bagi masyarakat berpenghas­ilan rendah (MBR) juga menjadi prioritas Kementeria­n PUPR dengan target 6.328 unit melalui pembanguna­n rusun, 180.000 rumah swadaya, 5.000 unit rumah khusus, serta bantuan prasarana dan utilitas bagi 15.400 unit.

Pemerintah juga mengalokas­ikan pembiayaan investasi berupa penanaman modal negara sebesar Rp 2,5 triliun sebagai modal awal Tabungan Perumahan (Tapera) dan Rp 2,2 triliun kepada Badan Layanan Umum Pusat Pengelolaa­n Dana Pembiayaan Perumahan (BLU-PPDPP). BLU-PPDPP merupakan unit kerja di bawah Kementeria­n PUPR untuk meningkatk­an akses pendanaan dan pembiayaan perumahan.

Pihaknya akan melakukan upaya agar anggaran dapat dibelanjak­an secara akuntabel, efektif, dan efisien. Percepatan pelaksanaa­n kegiatan TA 2018 dilakukan dengan penyederha­naan pemaketan dan pelelangan dini yang akan dimulai Oktober 2017. Dengan belanja konstruksi yang besar, Basuki mengatakan akan menerbitka­n regulasi sehingga pekerjaan konstruksi tidak didominasi kontraktor besar dan BUMN, tapi juga oleh kontraktor kecil.

”Saat ini pekerjaan di bawah Rp 50 miliar hanya boleh dikerjakan kontraktor kecil. Saya mau naikkan bahwa kontraktor besar dan BUMN tidak boleh ikut lelang proyek di bawah Rp 100 miliar. Supaya kontraktor kecil bisa berkembang.” (and/c10/oki)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia